a. Menurut Farmasi Fisika
Ketidakstabilan dalam emulsi farmasi dapat digolongkan :
1. Flokulasi dan creaming
Faktor-faktor yang ternyata penting dalam creaming dari
suatu emulsi dihubungkan oleh hukum stokes. Analisis persamaan memungkinkan
menunjukkan bahwa jika fase terdispersi kurang rapat dibandingkan dengan fase
kontinu yang merupakan hal umum dalam emulsi M/A. Kecepatan seimentasi menjadi
negatif yaitu dihasilkannya creaming yang mengarah keatas. Jika fase dalam
lebih berat dari fase luar, bola-bola akan mengendap. Fenomena ini sering
terdapat pad emulsi tipe A/M dimana creaming mengara kebawah. Makin besar perbedaan
kecepatan dari kedua fase tersebut, makin besar bola-bola minyak dan makin
menurun viskositas dari fase luar, sehingga laju creaming makin besar. Dengan
menaikkan gaya gravitasi dengan cara mensentrifugasi laju
creaming. Perbedaan dari diameter bola-bola akan
meningkatkan laju creaming sebesar 4 kalinya.
2. Penggabungan dan pencegahan
Cream yang menggumpal bisa didispersikan kembali denan
mengubah dari dapat tertentu kembali suatu cairan yang homogen dari suatu
emulsi yang membentuk kembali krim dengan pengocokan karena bola-bola minyak
masih dikelilingi oleh suatu lapisan pelindung dan zat pengemulsi. Jika terjadi
pencegahan pencampuran maka biasa tidak bisa mensuspensikan kembali, bola-bola
tersebut dalam emulsi yang stabil karena lapisan yang mengelilingi partikel
tersebut telah rusak dengan minyak cenderung bergabung.
3. Berbagai jenis perubahan fisika kimia
4. Inversi fase (pengubahan fase)
Jika terjadi dengan cepat selama pembuatan emulsi.
Inversi fase seringkali menghasilkan suatu produk yang lebih halus tetapi jika
pembuatannya telah selesai dan dipengaruhi oleh faktor lain ketika emulsi sudah
terbentuk. Hal ini dapat menyebabkan CaCl2 untuk membentuk kalsium
stearat, inversi juga bisa dihasilkan dengan mengubah perbandigan volume fase.
b. Menurut RPS18th
1. Creaming dan sedimentasi
Creaming adalah gerakan tetesan keatas dari tetesan
relatif zat terdispersi ke fase kontinu. Sedangkan sedimentasi adalah proses
pembalikan yaitu gerakan kebawah dari partikel. Dalam beberapa emulsi, suatu
proses atau lebih tergantung pada sensitas dari fase terdispersi atau fase
kontinu. Kecepatan sedimentasi tetesan atau partikel dalam cairan dihubungkan
dengan hukum stokes. Sementara persamaan hukum stokes untuk sistem bermassa
telah dikembangkan, hukum ini sangat berguna untuk menunjukkan faktor yang
dapat mempengaruhi kecepatan sedimentasi atau creaming.
2. Agregasi dan koalesensi
Lebih jauh tetesan dapat disispkan kembali dengan
pengocokan stabilitas dari emulsi dapat ditentukan dengan proses agregasi dan
koalesensi. Dalam agregasi (flokulasi) tetesan yang terdispersi datang bersama
namun tidak bercampur. Koalesensi komplit penyatuan tetesan diarahkan untuk
mengurangi jumlah tetesan dan pemisahan dua fase yang tidak saling bercampur.
Agregasi mendahului koalesensi dalam emulsi.
3. Inversi
Inversi dpat dilihat ketika emulsi disiapkan dengan
pemanasan dan pencampuran dua fase kemudian didinginkan. Hal ini kira-kira
karena adanya daya larut bahan pengemulsi tergantung pada perubahan tempertur.
Temperatur pada fase inversi atau pH. Telah ditunjukkan bahwa mulai dipengaruhi
oleh nilai HLB dan surfaktan. Semakin tinggi nilai pH, semakin besar tekanan
untuk berubah (inversi).
c. Menurut scoville’s
Meskipun
sifat dispersinya dapat dicapai dengan cepat dalam kebanyakan contoh, ada
kecenderungan individu partikel untuk bergabung selama kental dan
berkonsentrasi membentuk partikel yang lebih besar. Biasanya berlangsung sampai
semua cairan yang tidak saling bercampur berkumpul menjadi suatu massa yan
besar dan membentuk lapisan tertentu dan terpisah dalam sediaan. Seperti emulsi
dikatakan pecah dan sifat terdistribusi dari fase dimana tidak lagi merupakan
masalah yang mudah melalui pengocokan campuran. Jika emulsi pecah, sesungghnya
bukan emulsi lagi. Sejak dua fase telah kembali menjadi bentuk emulsi yang
tidak saling bercampur. Beberapa faktor akan mempegaruhi stabilitas dan
pemecahan berikutnya dalam suatu emulsi. Dalam hal ini perlu diketahui tehnik
pemakaian dalam penggunaan. Emulsi juga biasa dengan penambahan sejumlah besar
garam, alkohol dan perubahan pH yang
tinggi. Pengocokan yang berlebihan dan kuat akan memecah seperti perubahan yang
disebabkan oleh perubahan suhu.
Creaming adalah fenomena istimewa
dari beberapa percaya bahwa jumlah creaming adalah proporsional terhadap
viskositas produk. Ketika emulsi mengalami creaming ia terpisah dalaam 2 atau
lebih fase yang viskositasnya berbeda tapi dengan pengocokan lapisan menjadi
terdispersi dan emulsi menjadi sediaan yang homogen lagi.
thanks ,, ini bermanfaat bagi saya
BalasHapus