Senin, 13 April 2015

Pengertian Emulgator dan Teori Emulsifikasi


1.  Pengertian emulgator dan teori emulsifikasi
Ø Pengertian emulgator
a.  Menurut parrot
Emulgator adalah bahwa aktif permukaan yang menurunkan tegangan antarmuka antara minyak dan air dan mengeiilingi tetesan terdispersi dengan membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi.
b.  Menurut RPS18th
Emulgator adalah bahan engemuls yang ditambahkan untuk mencegah koalesensi sampai pada tingkat yang tidak nyata.
Ø Teori  emulsifikasi
a.  Menurut ansel
            Bila cairan berkontak dengan cairan kedua yang tidak larut dan tidak saling bercampur. Kekuatan (tenaga yang menyebabkan masing-masing cairan menahan pecahannya) menjadi partikel yang lebih kecil disebut tegangan antar muka. Kecenderungan cairan ini bisa diukur secara kuantitatif dan jika lingkungan dari cairan tersebut adalah udara dikenal sebagai tegangan permukaan.
            Menurut tegangan permukaan dari emulsifikasi penggunaan zat-zat ini sebagai pengemulsi dan penstabil yang menghasilkan penurunan tegangan antar muka dai kedua cairan yang tidak saling bercampur menghasilkan gaya tolak-menolak dan tarik-menarik antar molekul dan masing-masing cairan jadi bahan aktif permukaan membentuk memecahkan bola-bola besar menjadi bola-bola kecil yang kemudian mempunyai kecenderungan untuk bersatu yang lebih kecil dari lazimnya.
            Teori oriented-wedge menganggap monomolekuler dari zat pengemulsi melingkari suatu tetesan dari fase dalam pada emulsi. Teori ini berdasarkan anggapan bahwa zat pengemulsi tertentu mengarahkan dirinya disekitar dan dalam suatu cairan yang merupakan gambaran kelarutannya pada cairan tertentu. Dalam suatu sistem yang mengandung dua cairan yang tidak saling bercampur. Zat pengemulsi akan memilih larut dalam satu fase lainnya. Karena umumnya molekul-molekul zat mempunyai suatu hidrofilik atau bagian yang suka air (sebagai contoh sabun) dan satu bagian hidrofobik.
b.  Menurut Scoville’s
            Dalam semua cairan terdapat tekanan yang menyebabkan tetesan dari cairan yang mempunyai bentuk pada permukaan paling bawah dan hilangnya ukuran bentuk bola, karena itu jika dua tetesan dalam kontak satu sama lain, mereka berkoalesensi membentuk suatu tetesan yang lebih besar karena hasil ini dalam penurunan total permukaan ditunjukkan oleh massa cairan yang dihadirkan kembali. Tanggung jawab kekuatan ini dapat diukur dan dikenal sebagai tegangan permukaan cairan jika kontak dengan udara atau dengan uapnya sendiri dan tegangan antar muka. Jika cairan kontak dengan cairan yang lainnya. Bahan yang mana bila ditambhakan kedalam cairan tegangan antarmukanya lebih rendah pada batas cairan juga surface agen atau bahan pembasah.
            Tegangan antarmuka ini dapat diatasi dengan cepat untuk membuat cairan hancur menjadi globul yang lebih kecil. Bagaimanapun, jika tidak dilakukan suatu untuk mencegah efek dari tegangan ini. Globul akan berkoalesensi dan emulsi akan pecah. Dapat dilihat bahwa efeek dari tegangan ini dapat dicegah dengan tiga cara, dengan maksud agar beberapa bahan yang akan menurunkan tegangan antar muka. Ini dari dua cairan dan menahannya bersama-sama melalui kekuatannya yang dahsyat atau dengan maksud agar beberapa bahan akan membentuk lapisan sekitar globul dari fase terdispersi dan menjaganya secara mekanik dari pembentukan koalesen.
       

Kamis, 09 April 2015

Keuntungan dan Kerugian Emulsi

Keuntungan emulsi
Menurut Lachman
1. Bioavalaibilitas besar
2. Onset lebih cepat
3. Penerimaan pasien mudah diberikan pada anak-anak
4. Rasa obat, minyak jeruk bisa ditutupi oleh penambahan zat tambahan lain.
5. Formulasi, karena bisa mempertahankan stabilitas obat yang larut dalam minyak.

- Menurut Ansel
1. Menurut eleganti tertentu dan mudah dicuci.
2. Dapat mengontrol penampilan, viskositas dan derajat kekasaran dari emulsi.
3. Sebagian besar lemak dan pelarut untuk lemak yang dimasukkan untuk pemakaian ke dalam tubuh manusia, relatif memakan biaya, akibatnya pengenceran yang aman dan tidak mahal.

Kerugian emulsi
Menurut Lachman
1. Sulit diformulasikan karena harus mencampur 2 fase yang tidak tercampurkan.
2. Mudah ditumbuhi oleh mikroba karena adanya air.
3. Kestabilan fisika dan kimia terjamin dalam waktu lama.

- Menurut Ansel
1. Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamika.
2. Jika pengocokan ditentukan, tetesan akan bergabung menjadi satu dengan cepat.
3. Biasanya hanya satu fase yang bertahan dalam bentuk tetesan.

Selasa, 10 Maret 2015

Perbedaan Salep, Cream dan Pasta

Menurut DOM Hoover
a.    Cream adalah sediaan semi padat yang menunjukkan sifat aliran pseudoplastik yang esensial. Bila digunakan, masih ada yang tertinggal tetapi tidak mengalir karena adanya tekanan walaupun jumlah tekanan yang relatif kecil.
b.    Salep adalah sediaan semi padat yang menunjukkan karakteristik aliran plastic, bila dioleskan pada kulit akan tetap tinggal dan mengalir sesuai dengan tekanan yang diterima.
c.    Pasta adalah dermatological semi padat yang menunjukkan aliran dilatan secara esensial, ketika digunakan pasta tidak akan mengalir sehingga perlu alirannya ditingkatkan dengan peningkatan tekanan dalam penggunaannya. Tekanan yang diberikan harus lebih besar dibanding dengan tekanan yang diberikan pada penggunaan salep. Umumnya mengandung bahan yang tidak larut sebesar 20% atau lebih.
Menurut FI edisi IV
a.    Cream adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai.
b.   Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir.
c.    Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar.
Menurut FI edisi III
a.  Cream adalah sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan  untuk pemakaian luar.
b.    Pasta adalah sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol mucilago dan salep.
c.    Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioles dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
Menurut RPS 18th 
a.    Salep adalah sediaan semi solid yang ditujukan untuk penggunaan luar. Untuk kulit atau membran mukosa, biasanya tidak selalu dimasukkan substansi obat.
b.    Cream adalah cairan kental atau emulsi semi padat yang bertipe m/A atau A/m.
c.  Pasta adalah konsentrasi dari penyerapan serbuk yang terdispersi biasanya dalam petrolatum atau petrolatum hidrofilik.
Menurut R. Voight
a.  Salep adalah gel dengan perubahan bentuk plastik, yang digunakan pada kulit sehat, sakit atau terluka atau pada selaput mukosa (hidung, mata).
b.    Cream adalah salep yang mengandung air (sering dibatasi hanya sejenis m/A).
c.    Pasta adalah salep yang jumlah zat padat yang tinggi.
Menurut Aulton
a.    Salep adalah sediaan semi padat anhidrat, berisi bahan obat yang terdispersi atau menyebar.
b.    Cream adalah emulsi semi padat untuk penggunaan luar.
c.  Pasta adalah salep yang berisi sebanyak 50% serbuk terdispersi dalam basis lemak.
Menurut Ansel
a.    Salep adalah preparat setengah padat untuk pemakaian luar yang dimaksudkan untuk pemakaian pada mata dibuat khusus.
b.    Cream adalah cairan kental atau emulsi setengah padat baik yang bertipe air dalam minyak, atau minyak dalam air. Cream biasa digunakan sebagai emulien atau pemakaian pada kulit.
c.    Pasta adalah sama dengan salep digunakan untuk pemakaian luar pada kulit berbeda dari salep terutama dalam kandungannya, secara umum persentase bahan padat dan sebagai akibat pasta lebih kental dan lebih kaku dari pada salep.
Menurut Prescription
a.    Salep adalah sediaan berlemak yang konsistensinya dengan mudah digunakan pada kulit.
b.    Cream adalah biasanya digunakan sebagai sediaan tipe kosmetik yang lembut, secara farmaseutik cream adalah obat semi padat atau emulsi semi padat, berisi bahan obat yang tersebar atau tersuspensi pada emulsi yang dimaksudkan untuk pengobatan luar.
c.    Pasta meliputi dua kelas dari sediaan seperti salep untuk penggunaan luar.

Selasa, 10 Februari 2015

Mekanisme Kerja Jamur dan Bakteri


Menurut OOP hal 92
Setelah terjadi infeksi, spora tumbuh dan membentuk mycellum dengan menggunakan serpih kulit sebagai bahan makanan. Enzim-enzim yang diproduksi oleh jamur mampu menembus kulit dan menimbulkan peradangan
Bila fungi ini tumbuh ke dalam tabung rambut (folikel), maka rambut akan rontok, fungi yang menembus ke dalam kuku mengakibatkan apa yang disebut kuku (omychomychosis) yang berwarna keputih-putihan dan kuku menjadi rengas.

Menurut RPS 18th hal 1126
Jamur hadir di seluruh, jamur menyerang tumbuhan mati, binatang, manusia dan seperti benda mati yang bervariasi seperti bahan makanan, kain kertas, kayu, cat, penutup plastic dan kulit, untuk menyebutkan hanya sedikit dari substansi yang dirusak atau dipengaruhi.
Beberapa bahan pembasmi jamur juga toksik untuk bakteri tapi dalam istilah umum adalah terbatas untuk bahan yang digunakan untuk perlindungan terhadap jamur. Untuk beberapa tahun, pembasmi jamur telah digunakan secara ekstensif dalam agriculture untuk perlindungan hasil (panen)

Rabu, 04 Februari 2015

Definisi Salep


  Ø  Menurut FI edisi IV
Salep yaitu sediaan setengah padat, ditunjukkan untuk pemakaian topical pada kulit atau sediaan selaput lendir.
Ø  Menurut FI edisi III
Salep yaitu sediaan setengah padat mudah dioleskan dan digunakan sebagai  obat luar, bahan obat harus larut atau terdipersi homogen dalam dasar salep.
Ø  Menurut FN
Salep yaitu sediaan barupa massa lembek mudah dioleskan umumnya berlemak dan mengandung obat digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik.
Ø  Menurut Ansel
Salep adalah preparat setengah padat yang dimaksudkan untuk pemakaian pada mata dibuat khusus dan disebut salep mata.
Ø  Menurut RPS 18th
Salep yaitu sediaan semi padat yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pada kulit atau membran mukosa biasanya, tapi tidak selalu salep mengandung bahan obat.
Ø  Menurut Prescription
Salep yaitu sediaan yang berlemak yang konsistensinya padat dengan mudah digunakan pada kulit dengan menjelaskan cara pemakaiannya.
Ø  Menurut Scoville’s
Salep yaitu lembut sediaan semi padat yaitu berisi bahan obat yang dimaksudkan untuk pemakaian eksternal pada tubuh atau pada membran mukosa.
Ø  Menurut DOM Hoover
Salep adalah sediaan semi solid yang menunjukkan karakteristik aliran plastic bisa dioleskan pada kulit akan tetapi tinggal dikulit dan mengalir sesuai dengan tekanan yang diterima.

Jumat, 30 Januari 2015

Makalah Sinusitis


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas di paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat.
Istilah pernapasan (respirasi ) berarti pertukaran gas antara sel tubuh dan lingkungan. Sel tubuh memerlukan energi untuk semua aktivitas metaboliknya. Sebagian besar energi ini didapat dari reaksi yang hanya dapat terjadi jika ada oksigen. Produk sisa reaksi ini adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan memungkinkan oksigen yang ada di atmosfer masuk ke dalam tubuh dan memungkinkan ekskresi karbondioksida dari tubuh. Pertukaran gas antara darah dan paru disebut respirasi eksternal. Sedangkan pertukaran gas antara darah dan sel disebut respirasi internal. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai sisa metabolisme.
Sistem pernafasan terdiri daripada lubang hidung, rongga hidung, faring, laring,  trakea , peparu , tulang rusuk , otot interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma . Lubang hidung sampai bronchiolus disebut pars konduktoria karena fungsinya sebagai saluran udara respirasi.
Contoh penyakit yang menyerang sistem respirasi yaitu : asma, influenza, batuk, sinusitis, rinitis, bronkitis, Pleuritis, laringitis, faringitis dll.
Sebagian besar infeksi virus penyebab pilek seperti common cold dapat menyebabkan suatu sumbatan pada hidung, yang akan hilang dalam beberapa hari. Namun jika terjadi peradangan pada sinusnya dapat muncul gejala lainnya seperti    Infeksi sinus seperti yang kita ketahui kini lebih jarang dibandingkan era pra-antibiotik.. Sinus atau sering pula disebut dengan sinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Rasa sakit di bagian dahi, pipi, hidung atau daerang diantara mata terkadang dibarengi dengan demam, sakit kepala, sakit gigi atau bahan kepekaan indra penciuman kita merupaan salah satu gejala sinusitis. Terkadang karena gejala yang kita rasakan tidak spesifik, kita salah mengartikan gejala-gejala tersebut dengan penyakit lain sehingga membuat penyakit sinusitis yang diderita berkembang tanpa diobati.

B.    Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.  Apa pengertian sinusitis?
2.  Apa saja Penyebab sinusitis?
3.  Bagaimana gejala – gejala dan tanda seseorang terkena sinus?
4.  Bagaimana patofisiologi dari sinusitis?
5.  Bagaimana farmakoterapi sinusitis?


  

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Definisi sinusitis
Sinusitis  akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.  Sinus itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung.
Sinusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasalis. Sinusitis diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai semua sinus paranasalis disebut pansunusitis.
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis). Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan hidung dan menjaga pertukaran udara di daerah hidung.
Nama dagang: Amoksisilin memiliki beberapa nama dagang, antara lain: Amoxsan® (kapsul 250 mg dan 500 mg, sirup kering 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml, tetes pediatrik 100 mg/ml, serbuk injeksi 1 g/vial).
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).

Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu :
1.  Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing masing alis.
2.  Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hidung.
3.  Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung.
4.  Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata
Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam sinus menuju kesaluran parnafasan. Gerakan cilia mendorong lender ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun organism yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Jadi sinusitis terjadi apabila terjadi peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap dirongga sinus dan menadi tempat tumbuhya bekteri.


B.    Penyebab sinus
Sinusitis dapat disebabkan oleh
           1.   Bakteri
Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza, Streptococcus group A, Staphylococcus aureus, Neisseria, Klebsiella, Basil gram -, Pseudomonas.
           2.    Virus
Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus
           3.    Bakteri anaerob : fusobakteria
           4.     Jamur.
               Sinusitas sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a.  Sinusitas Akut : gejala dirasakan selama 2-8 minggu.
b.  Sinusitas Kronis : biasanya gejala dirasakan lebih dari 8 minggu.
Penyebab sinusitis akut:
a)  Infeksi virus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).
b)  Bakteri
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
c)  Infeksi jamur
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut.
Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur. Peradangan menahun pada saluran hidung. Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor. Penyakit tertentu.Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
Penyebab sinusitis kronis:
a.  Asma
Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika). Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.

C.    Tanda dan Gejala Penyakit sinus
Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:
Ø   Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
Ø  Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
Ø  Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
Ø  Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.
Gejala lainnya adalah:
·           tidak enak badan
·           demam
·           letih, lesu
·            batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
·             hidung meler atau hidung tersumbat.
Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau. Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat fatal. Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut.
Selain beberapa gejala sinusitis di atas, secara umum gejala sinusitis lainnya yang timbul adalah penderita merasa nyeri dan tertekan pada daerah wajah. Nyeri tumpul berdenyut merupakan tanda utama penyakit sinusitis, hal ini terjadi akibat tekanan yang ditimbulkan oleh jaringan yang meradang pada ujung-ujung saraf dinding dalam sinus.  Selain itu gejala sinusitis lainnya penderita biasanya mengalami hidung tersumbat. Penyumbatan hidung ini dapat mengenai satu atau juga kedua sisi hidung.  Gejala sinusitis lainnya berkurangnya daya penciuman penderita. Hal ini disebabkan oleh membengkaknya selaput pada hidung sehingga dapat menghambat molekul bau yang anda hirup mencapai reseptor penciuman sehingga daya penciuman anda menjadi berkurang.
Gejala sinusitis lainnya berkurangnya daya pengecap. Indra pengecapan yang normal bergantung pada keutuhan sensasi penciuman. Sehingga terganggunya indra penciuman akan menyebabkan berkurangnya fungsi indra pengecap. Selain itu penderita sinusitis bisanya napasnya berbau hal ini disebabkan oleh Lendir kehijauan yang terinfeksi mengandung bakteri dan bahan buangan yang mengeluarkan bau busuk. Gejala sinusitis lainnya mengalami Batuk. Hal ini disebabkan oleh ketika lendir mengalir ke bagian belakang  tenggorokan,  mungkin akan menentuh pita suara dan memicu respon batuk. Bagi penderita sinusitis dan agar penyakit sinusitis ini tidak makan parah, anda dapat menghindarinya yaitu dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh atau imun tubuh, selain itu hindari juga alergen seperti debu, asap rokok, polusi udara, makanan, minuman, dan obat yang dapat menimbulkan alergi.

D.    Patofisiologi sinusitis
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan.
Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis non bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. Jika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista.

E.     Faramakoterapi sinusitis
Pengobatan sinusitis tergantung dari penyebabnya. Sinusitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri tentu saja memerlukan terapi antibiotika. Bila dokter sudah memberikan terapi antibiotika, habiskan sesuai anjuran. Jangan sekali-kali menghentikan sendiri penggunaan antibiotika walaupun merasa sudah sehat. Minumlah sesuai dosis yang ditentukan oleh dokter.
       I.    Terapi non farmakologis
Untuk menghilangkan gejala sinusitis lakukan terapi uap panas. Caranya: didihkan 4-6 gelas air, tempatkan dalam mangkuk yang cukup besar, lalu tundukkan kepala (sambil diselubungi handuk) di atas mangkuk tersebut sehingga uap panas dapat di hirup secara maksimal. Terapi ini biasanya dilakukan selama 10-15 menit. Minum banyak cairan, seperti air, jus buah dan teh untuk mengencerkan lendir dalam rongga hidung. Banyak istirahat, terutama di tempat yang cukup lembab. Sedapat mungkin hindari pemicu alergi.
   II.       Terapi farmakologis
·      Antibiotika
Antibiotika merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotika juga dapat dibuat secara sintesis. Penggunaan antibiotika didasarkan pada dua pertimbangan utama yaitu:
o  Penyebab infeksi
Pemberian antibiotika yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi dan uji kepekaan kuman
o   Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotika antara lain fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi, daya tahan terhadap obat, beratnya infeksi, usia, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui dan lain-lain
OBAT PILIHAN
Namagenerik:Amoksisilin.
·      Terapi pendukung dengan pemberian analgesik dan dekongestan
·      Penggunaan antihistamin dibenarkan pada sinusitis yang disebabkan oleh alergi
·      Waspadai penggunaan antihistamin, karena antihistamin dapat mengentalkan sekret
·      Pemakaian dekongestan topikal dapat membantu pengeluaran sekret
·      Hindari penggunaan antitusif.
F.     Cara Mencegah Sinusitis
Yang paling mudah, jangan sampai terkena infeksi saluran nafas. Rajin-rajin cuci tangan karena tindakan sederhana ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko tertular penyakit saluran pernafasan. Selain itu, sedapat mungkin menghindari kontak erat dengan mereka yang sedang terkena batuk pilek.
Bila anda memakai AC, sering-seringlah membersihkan penyaringnya agar debu, jamur dan berbagai substansi yang mungkin dapat mencetuskan alergi dapat dikurangi (walau tak mungkin dihilangkan seluruhnya). Demikian juga dengan karpet dan sofa.
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan cukup istirahat dan konsumsi makanan dan minuman yang memiliki nilai nutrisi baik. Selain itu, jangan lupa untuk minum air dalam jumlah yang cukup. Kegiatan minum ini seringkali dilupakan orang padahal air yang sehat merupakan salah satu sumber utama kesehatan tubuh kita.
Berolahraga yang teratur, khususnya setelah waktu subuh di mana udara pagi saat itu masih jernih dan bersih. Perbanyak menghirup udara bersih, dengan cara menghirup dan mengeluarkannya perlahan-lahan. Hal ini sangat bermanfaat selain untuk menguatkan paru-paru juga untuk mengisi daerah sinus dengan oksigen. Sehingga daerah-daerah sinus menjadi lebih bersih dan kebal terhadap berbagai infeksi dan bakteri.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah segera kunjungi dokter bila terdapat gejala-gejala yang mungkin merupakan gejala sinusitis. Diagnosa dan pengobatan secara dini dan tepat akan mempercepat kesembuhan penyakit yang diderita

  


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.  Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.
2.  Sinusitis dapat disebabkan oleh Bakteri, virus, Bakteri anaerob, jamur.