a. Isotonis
Ø Menurut ilmu resep, hal. 203
Isotonis adalah suatu keadaan pada saat tekanan osmosis
larutan obat sama dengan tekanan osmosis cairan tubuh kita (darah, air mata)
Ø Menurut R.Voight, hal. 479
Larutan injeksi dan infus serta larutan bahan obat yang
ditetapkan penggunaannya pada mata sebaiknya memiliki sifat yang dapat diterima
mata dengan baik, yang jika dibandingkan dengan cairan darah, cairan jaringan
atau cairan air mata harus sesuai yakni diisotonisasikan artinya turunnya titik
beku terhadap air murni dibuat sama.
Ø Menurut Scoville’s, hal. 152
Isotonis, larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama
dikatakan isotonik satu sama lain. Untuk cairan yang digunakan dalam tubuh
manusia, larutan isotonik adalah salah satu yang memiliki tekanan osmotik yang
sama dengan cairan tubuh. Demonstrasi menunjukkan tekanan osmotik itu, ketika 2
larutan atau pelarut dari larutan memiliki konsentrasi yang lebih besar
sehingga meningkatkan volume larutan yang terakhir.
b. Isohidris
Ø Menurut formulasi steril, hal. 54
Isohidris
adalah kondisi suatu larutan zat yang pHnya sesuai dengan pH fisiologis tubuh
sekitar 7,4.
Ø
Menurut IImu Resep,
hal. 20
Isohidri
adalah pH optimal untuk darah atau cairan tubuh yang lain adalah 7,4 .
c. Hipertonis
Ø Menurut Formulasi Steril, Hal. 5O
Hipertonis,
turunannya titik beku besar yaitu tekakan osmosisnya lebih tinggi dari serum
darah sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membran
semipermiabel dan menyebabkan terjadinya penciutan sel-sel darah merah,
peristiwa demikian disebut plasmolisa.
Ø
Menurut IImu Resep, hal. 202 - 203
Hipertonis
adalah tekanan osmosis laruitan obat lebih besar daripada tekanan osmosis iran
tubuh. Jika larutan injeksi hipertonis disuntikkan, air dalam sel akan ditarik
luar dari sel sehingga sel akan mengerut, tetapi keadaan ini bersifat sementara
dan idak akan menyebabkan kerusakan sel tersebut. Keadaan hipertonis adalah
jika nilai B negatif; maka b,c > 0,52
d. Hipotonis
Ø
Menurut Formulasi Steril, Hal. 50
Hipotonis
turunannya titik beku keeil, yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah dari serum
darah sehingga menyebabakanb air akan melintasi membran sel darah merah . 'ang
permiabel memperbesar sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam
sel. Tekakan yang lebih besar menyebebkan peeabnya sel-sel darah merah
peristiwa tersebut disebut hemolisa.
Ø
Menurut IImu Resep, hal. 202 - 203
Hipotonis
adalah tekanan osmosis larutan obat lebih kecil daripada tekanan osmosis cairan
tubuh, jika larutan injeksi yang hipotonis disuntikkan, air dari larutan
injeksi akan diserap dan masuk kedalam sel, akibatnya sel akan mengembang dan
peeah, dan keadaan
ini bersifat tetap, Jika yang peeah itu sel darah merah, disebut
"haemolisis".
Pecah sel ini akan dibawa aliran darah
dan dapat menyumbat pembuluh darah yang Kecil. Keadaan hipotonis adalah jika
nilai B positif; maka b, C < 0,52.
e. Tonisitas
Ø Menurut kamus lengkap kedokteran, hal.
263
Tonisitas adalah tegangan otot yang sehat
Ø Menurut Farmasi Fisik, hal. 483
Tonisitas larutan dapat ditentukan dengan menggunakan
salah satu yaitu hemolisis, pengaruh berbagai larutan diperiksa berdasarkan
timbulnya efek ketika disuspensikan dengan darah.
Ø Menurut SDF, hal. 358
Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik yang diberikan oleh larutan atau padatan terlarut ini. Cairan/ air mata dan cairan tubuh lainnya mengerahkan tekanan osmotik sama dengan normal saline atau 0,9% larutan natrium klorida. Larutan dengan sejumlah besar zat terlarut dari cairan mata memiliki tekanan osmotik yang lebih besar dan disebut “hipertonik”, sebaliknya, larutan dengan zat terlarut kurang memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah “hipotonik”. Mata dapat mentoleransi larutan yang memiliki nilai tonisitas mulai dari setara 0,5% menjadi natrium klorida 1,6% tanpa ketidaknyamanan besar.
Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik yang diberikan oleh larutan atau padatan terlarut ini. Cairan/ air mata dan cairan tubuh lainnya mengerahkan tekanan osmotik sama dengan normal saline atau 0,9% larutan natrium klorida. Larutan dengan sejumlah besar zat terlarut dari cairan mata memiliki tekanan osmotik yang lebih besar dan disebut “hipertonik”, sebaliknya, larutan dengan zat terlarut kurang memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah “hipotonik”. Mata dapat mentoleransi larutan yang memiliki nilai tonisitas mulai dari setara 0,5% menjadi natrium klorida 1,6% tanpa ketidaknyamanan besar.
Thanks mba, alhamdulilah sangat membantu
BalasHapusTerimakasih kembali 😊
HapusYou're welcome 😊
BalasHapus