Jumat, 19 Desember 2014

Cerita Lucu - Si Penemu Dompet

Suatu hari, seorang pemuda (Udin) berjalan di salah satu Mall di Makassar..
Setelah berjalan memasuki pintu Mall tersebut, ia melihat dompet seorang ibu yang jatuh dari saku jaketnya.. Kemudian ia berjalan ke arah dompet tersebut, mengambilnya lalu mencari ibu si pemilik dompet itu.. Sesampainya di tempat ibu itu berada,,,,

Udin : *menjulurkan tangan* Bu, ini dompet ibu. Saya melihatnya jatuh di dekat pintu masuk dan saya mengambilnya lalu ingin mengembalikannya kepada ibu..

Ibu : *sambil membuka dompet* Kenapa uangnya cuman Rp.500.000 ?? Tadi waktu saya kesini uangnya ada sejuta. Saya isi di kantongan dalamnya.. Kamu mengambilnya ??

Udin : Astagfirullah! Bu, kalau saya mengambilnya, tidak mungkin saya mengembalikan dompet ibu. Coba ibu cari dulu.

Ibu : *sambil mencari* Tidak ada. Ini kantongan dalamnya kosong..

Setelah mencari berulang-ulangkali didalam dompet dan tidak menemukan uang itu, si Ibu pun memanggil suaminya.

Suami : *sambil melihat si Udin* Kamu mengambil uangnya ?? Jujur saja. Mana ada maling mau ngaku..

Udin : Ya ampun.. Pak, untuk apa saya mengambil uang itu. Kalau memang uangnya saya ambil, saya tidak mungkin mengembalikan dompet ini lagi. Coba dicari dulu baik-baik. Siapa tau istri bapak simpannya ditempat lain, bukan didalam dompet.

Si Ibu dan Suaminya mencari kembali uang itu. Dan ternyata mereka menemukannya didalam kantong jaket si Ibu.

Ibu : Eh, ini uangnya.. Ternyata saya menyimpannya didalam kantong jaket, Bukan didalam dompet. Maaf ya nak, Saya sudah menuduhmu mengambil uang saya.

Udin : Tidak apa-apa bu. Lain kali jangan asal nuduh lagi..

Suami : Maaf ya nak, saya hampir memukulmu gara-gara uang itu. Sebagai rasa bersalah, saya akan memberikan uang ini kepada kamu. Ini ambil. *menjulurkan tangan*

Udin : Tidak usah pak.

Suami : Kalau begitu saya tambah lagi Rp.500.000 jadinya Rp.1.000.000. Diambil saja.
Ibu : Iya, diambil saja nak.

Udin : Jangan pak, bu. Tidak usah. Makasih sudah ingin memberi.

Suami : Hmmm.. Nih saya nambah lagi Rp.500.000. Jadinya Rp.1.500.000. Diambil saja, sebagai rasa bersalah saya ke kamu..

Udin : Tidak usah pak, saya ikhlas kok. Saya mengembalikannya bukan untuk mendapatkan imbalan..

Suami : Saya tambah lagi deh Rp.500.000. jadinya Rp.2.000.000. Ambilah nak. Saya ikhlas kok memberikan uang ini ke kamu. Hitung-hitung sebagai rasa bersalah saya ke kamu.

Udin : Hmmmm.. *sambil berpikir*


Setelah berpikir dan ingin mengambil uang tersebut, lewatlah Tantenya Si Udin..

Tante : *berteriak* Hey, Udin ! Banguuuun, sudah pagi. Kok masih ngorok aja sih.

Ternyata Si Udin cuman mimpi.
Hahaha

Selasa, 18 November 2014

Cara Menghentikan Auto Pada Twitter

Akun Twitter anda sering auto ?? Itu kan menjengkelkan juga mengganggu pemandangan di TL. Bagi anda yg akun twitternya sering auto, sering Retweet-retweet status sembarangan, sering ngefollow akun-akun tak dikenal, dan lain-lain. Berikut adalah cara untuk menghentikannya :

1. Buka twitter anda, kemudian buka pada pengaturan.
2. Klik pada "Aplikasi"

Cara Menghentikan Auto Pada Twitter

3. Klik "Cabut Akses" pada aplikasi yang sebelumnya pernah ada kunjungi atau anda sambungkan dengan twitter anda, atau aplikasi yang tidak jelas (yang tidak anda ketahui).

Cara Menghentikan Auto Pada Twitter

4. Setelah itu, ganti password anda untuk mencegah terjadinya Auto kembali.

Selasa, 04 November 2014

Definisi Pirogen

Definisi Pirogen

a.    Menurut Scoville's, hal. 195
Pirogen adalah penyebab demam atau bahan yang dibentuk oleh mikroorganisme yang kadang-kadang ada dalam cairan parenteral dan menghasilkan panas ketika larutan disuntikkan pada pasien.
b.    Menurut Lachman, hal 1296
Pirogen adalah produk metabolisme mikroorganisme hidup umumnya bakteri dan kapang serta virus telah dilaporkan sebagai penghasil pirogen bakteri gram negative memberikan zat pirogenik paten sebagai endotoksi, secara kimiawi pirogen adalah lemak yang berhubungan dengan senyawa molekul pembuat yang biasanya merupakan polisakarida tetap juga bias merupakan suatu peptide.
c.    Menurut RPS 18th, hal. 1550
Pirogen adalah produk dari pertumbuhan mikroorganisme bahan pirogenik yang paling berbahaya adalah dihasilkan oleh bakteri gram negative (ebdotoksin) tetapi gram positifjuga menghasilkan pirogenik yang berbahaya.

Jumat, 31 Oktober 2014

Definisi tentang Isotonis, Isohidris, Hipertonis, Hipotonis, dan Tonisitas

a.      Isotonis
Ø  Menurut ilmu resep, hal. 203
Isotonis adalah suatu keadaan pada saat tekanan osmosis larutan obat sama dengan tekanan osmosis cairan tubuh kita (darah, air mata)
Ø  Menurut R.Voight, hal. 479
Larutan injeksi dan infus serta larutan bahan obat yang ditetapkan penggunaannya pada mata sebaiknya memiliki sifat yang dapat diterima mata dengan baik, yang jika dibandingkan dengan cairan darah, cairan jaringan atau cairan air mata harus sesuai yakni diisotonisasikan artinya turunnya titik beku terhadap air murni dibuat sama.
Ø  Menurut Scoville’s, hal. 152
Isotonis, larutan yang memiliki tekanan osmotik yang sama dikatakan isotonik satu sama lain. Untuk cairan yang digunakan dalam tubuh manusia, larutan isotonik adalah salah satu yang memiliki tekanan osmotik yang sama dengan cairan tubuh. Demonstrasi menunjukkan tekanan osmotik itu, ketika 2 larutan atau pelarut dari larutan memiliki konsentrasi yang lebih besar sehingga meningkatkan volume larutan yang terakhir.
b.     Isohidris
Ø  Menurut formulasi steril, hal. 54
Isohidris adalah kondisi suatu larutan zat yang pHnya sesuai dengan pH fisiologis tubuh sekitar 7,4.
Ø  Menurut IImu Resep, hal. 20
Isohidri adalah pH optimal untuk darah atau cairan tubuh yang lain adalah 7,4 .
c.      Hipertonis
Ø   Menurut Formulasi Steril, Hal. 5O
Hipertonis, turunannya titik beku besar yaitu tekakan osmosisnya lebih tinggi dari serum darah sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membran semipermiabel dan menyebabkan terjadinya penciutan sel-sel darah merah, peristiwa demikian disebut plasmolisa.
Ø  Menurut IImu Resep, hal. 202 - 203
Hipertonis adalah tekanan osmosis laruitan obat lebih besar daripada tekanan osmosis iran tubuh. Jika larutan injeksi hipertonis disuntikkan, air dalam sel akan ditarik luar dari sel sehingga sel akan mengerut, tetapi keadaan ini bersifat sementara dan idak akan menyebabkan kerusakan sel tersebut. Keadaan hipertonis adalah jika nilai B negatif; maka b,c > 0,52
d.     Hipotonis
Ø  Menurut Formulasi Steril, Hal. 50
Hipotonis turunannya titik beku keeil, yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah dari serum darah sehingga menyebabakanb air akan melintasi membran sel darah merah . 'ang permiabel memperbesar sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekakan yang lebih besar menyebebkan peeabnya sel-sel darah merah peristiwa tersebut disebut hemolisa.
Ø  Menurut IImu Resep, hal. 202 - 203
Hipotonis adalah tekanan osmosis larutan obat lebih kecil daripada tekanan osmosis cairan tubuh, jika larutan injeksi yang hipotonis disuntikkan, air dari larutan injeksi akan diserap dan masuk kedalam sel, akibatnya sel akan mengembang dan peeah, dan keadaan ini bersifat tetap, Jika yang peeah itu sel darah merah, disebut "haemolisis".
Pecah sel ini akan dibawa aliran darah dan dapat menyumbat pembuluh darah yang Kecil. Keadaan hipotonis adalah jika nilai B positif; maka b, C < 0,52.
e.      Tonisitas
Ø  Menurut kamus lengkap kedokteran, hal. 263
Tonisitas adalah tegangan otot yang sehat
Ø  Menurut Farmasi Fisik, hal. 483
Tonisitas larutan dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu yaitu hemolisis, pengaruh berbagai larutan diperiksa berdasarkan timbulnya efek ketika disuspensikan dengan darah.
Ø  Menurut SDF, hal. 358
Tonisitas mengacu pada tekanan osmotik yang diberikan oleh larutan atau padatan terlarut ini. Cairan/ air mata dan cairan tubuh lainnya mengerahkan tekanan osmotik sama dengan normal saline atau 0,9% larutan natrium klorida. Larutan dengan sejumlah besar zat terlarut dari cairan mata memiliki tekanan osmotik yang lebih besar dan disebut “hipertonik”, sebaliknya, larutan dengan zat terlarut kurang memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah “hipotonik”. Mata dapat mentoleransi larutan yang memiliki nilai tonisitas mulai dari setara 0,5% menjadi natrium klorida 1,6% tanpa ketidaknyamanan besar.

Rabu, 22 Oktober 2014

Syarat-syarat Sediaan Steril

Syarat-syarat sediaan steril, yaitu :
a.    Menurut Lachman, hal. 1300
1)    Zat Antibakteri
Zat antibakteri dalam konsentrasi bakteriostatik harus dimasukkan dalam formulasi . produk yang dikemas dalam vial dosis ganda, dan seringkali dimasukkan dalam formulasi yang akan disterilkan dengan proses marginal atau dibuat secara aseptis. Persyaratan aktifitas, kestabilan, dan keefektifan zat antibakteri dalam preparat paranteral telah diulas dalam kertas kerja yang telah dipublikasi.
2)    Antioksidan
Antioksidan dimasukkan dalam banyak formulasi untuk melindungi suatu zat terapeutis yang mudah mengalami oksidasi, terutama pada kondisi dipercepat dengan sterilisasi panas, dan bisa berfungsi paling tidak dengan 2 cara, yakni (1) dengan oksidasi secara istimewa (zat pereduksi) dan dengan demikian digunakan perlahan­lahan, atau (2) dengan memblokir suatu reaksi rantai oksidatif dimana zat-zat tersebut biasanya tidak dikonsumsi. Disamping itu, senyawa- senyawa tertentu beraksi smergts, meningkatkan keefektifan antioksidan, terutama anti oksidan yang memblokir reaksi oksidasi. Empat golongan senyawa berguna dalam hal ini, karena membentuk kompleks dengan katalis yang jika tidak diikat akan mempercepat reaki oksidasi. Karena ada perbedaan dalam cara kerjanya, kadang-kadang digunakan kombinasi dari zat ini.
3)    Steril (Lachman, hal. 1292 )
Sediaan ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk obat-obat yang terbagi karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa kedalam bagian tubuh yang paling efisien, yakni membuat kulit dan mukosa sediaan tersebut harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksis dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa.
b.    Menurut PTM, hal. 123
Karena ini bersifat suatu tuntutan sediaan paranteral harus disiapkan dengan hati-hati pada kondisi lingkungan yang terkontrol dan juga dikemas pada keadaan tadi, untuk point yang digunakan produk harus. 
1)    Bebas dari mikroorganisme, steril atau penyiapan dari bahan bahan steril dibawah kondisi yang meminimalkan terkontaminasi dengan mikroorganisme ( proses aseptis).
2)    Secara khusus bebas dari bakteri endotoksin dan bahan pirogen lainnya.
3)    Harus bebas dari bahan eksitioreus atau bahan asing yang tidak larut.
c.    Menurut SDF, hal. 37
1)    Sterilitas
Semua bentuk sediaan yang diberikan secara paranteral, larutan optalmic dan beberapa alat medis yang digunakan dalam hubungannya dengan pemberian bahan yang harus steril, bebas dari semua mikroorganisme hidup. Kebebasan dari mikroorganisme dijamin pada awalnya dan pembuatan prod uk dengan proses sterilisasi yang kemudian pengemasan prod uk dalam suatu bentuk yang meyakinkan penyimpanan dari sifat ini, istilah steril adalah mutlak dan seharusnya tidak pemah digunakan atau betul-betul dipertimbangkan dalam suatu relatif baik sebagian, atau hampir steril. Juga diharapkan bahwa dalam penanganan berikutnya dari produk selama pemberian, tehnik aseptik dari manipulator akan menjamin pengeluaran berlanjut dari mikroorganisme hidup. Tehnik aseptik yang tepat untuk penyiapan dan pemberian larutan steril.
2)    Bebas dari bahan partikulat
Bahan partikulat mengacu pada bahan yang bergerak, tidak larut dan kehadirannya tanpa sengaja ada dalam sediaan paranteral. Adanya bahan partikulat dalam larutan paranteral harus diperhatikan sejak adanya gambaran rute pemberian walaupun rute paranteral dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan metode efektif dari pemberian namun dipercaya bahwa bahan-bahan dari luar yang tidak disengaja dapat berbahaya. Komposisi dari bahan partikulat yang tidak diinginkan bervariasi. Dalam beberapa hal komposisi ini berasal dari berbagai materi mengingat yang lain meliputi sumber khusus tersendiri. Bahan dari luar yang ditemukan pada sediaan paranteral meliputi selulosa, serat buatan, gelas, karet, logam, partikel plastik, bahan kimia yang tidak larut, koral, diatom, ketombe dan sejenisnya Secara teoritis mungkin meliputi bahan dari lingkungan dimana produk tersebut dipasarkan.
3)    Pengaruh Biologis
Kejernihan, atau ketidakhadiran bahan partikel yang tampak selalu dipertimbangkan sebagai penyesuaian untuk produk paranteral bagaimanapun, awalnya konsep utama alasan psikologi, misalnya pengaruh larutan terhadap bahan yang tampak terhadap pasien yang menerima injeksi atau memberi gambaran kesimpulan injeksi yang beredar dipasaran dengan bahan-bahan yang mengapung pada larutan. Walaupun bukti yang dikumpulkan saat ini langsung pengukurannya yang menggunakan larutan produk harus menghilangkan partikel didalamnya. Mungkin saja bahwa bahan partikel dalam larutan intravena tidak berbahaya, khususnya untuk pasien usia lanjut yang menerima infus volume besar dan untuk pasien dirumah sakit.
4)    Tidak mengandung bahan bakteriostatik (SDF hal.163 )
Karena pemberian cairan infus dalam volume besar bahan bakteriostatik tidak pernah terkandung untuk mencegah toksisitas yang ditimbulkan akibat dari jumlah bahan bakteriostatik yang diberikan.
d.    Menurut Scoville's, hal. 152 dan 154
1)    Isotonis
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik yang sarna dengan cairan dikatakan bahwa yang isotonik dengan yang lainnya jika suatu larutan yang digunakan berkontak dengan sel air akan masuk kedalam sel karena perbedaan osmotik dari larutan disekitamya. Demonstrasi dengan tekanan osmotik menunjukkan bahwa kedua larutan dengan tonisitas yang tidak sarna yang dipisahkan oleh suatu larutan semi permeabel, cairan atau pelarut yang digunakan dari larutan yang mempunyai tonisitas yang mudah ditarik melewati membran menjadi kelarutan yang mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi jadi meningkatkan volume larutan akhir (berkonsentrasi tinggi). Dalarn sistem dengan larutan dengan konsentrasi rendah disebut hipotonik dibanding larutan yang konsentrasinya lebih kuat dan cairan yang pekat dibuat menjadi hipertonik dibandingkan dengan yang lain. Ketika dua larutan memiliki tekanan osmotik yang sarna tidak akan terjadi sesuatu pada alat-alat eksperimen, menunjukkan bahwa daya tanggap untuk transpor cairan dalam keadaan awal telah diabaikan. Setiap larutan dikatakan menjadi isotonis yaitu jika mempunyai tonisitas yang sarna.
2)    Larutan Hipotonik dan Hipertonik
Jika larutan hipotonik mengalami kontak dengan sel maka cairan akan masuk kedalam sel karena perbedaan tekanan larutan. Pada sisi lain membran plasma sel merupakan unit yang tertutup sehingga pemasukan air banyak kedalam sel akan menghasilkan pembengkakan dan selanjutnya hal ini menimbulkan rasa sakit. Sebagai tambahan hal ini sangat mungkin menghasilkan atau menyebabkan terjadinya pemisahan sel (hemolisis) yang menyebabkan kerusakan perman en jika larutan hipertonik digunakan cairan akan tertarik dari sel dan sel menjadi berkerut atau keriput dan tidak berfungsi secara normal. Ketika menimbulkan rasa nyeri, kerusakannya tidak permanen sel akan kembali normal dengan segera setelah larutan hipertonis masuk kedalam cairan tubuh.

e.    Menurut R. Voight, hal. 462
1)    Persesuaian dari kandungan bahan obat yang dinyatakan yang nyata-nyata terdapat, tidak ada penurunan kerja selama penyimpanan melalui perusakan secara kimia dari obat dan sebagainya.
2)    Penggunaan wadah yang cocok, yang tidak hanya menginginkan suatu pengambilan steril, melainkan juga menolak interaksi bahan obat, materi bimbing.
3)    Tersatukan tanpa reaksi. Untuk itu yang bertanggung jawab terutama : bebas kuman, bebas pirogen bahan pelarut yang netral secara fisiologis, isotonis, isohidris dan bebas bahan terapung.
4)    Bebas pirogen
Oleh karena pirogenitas dalam persyaratan yang tetap masih menunjukkan ketahanan yang tinggi, maka pembuatan larutan yang bebas pirogen tidak perlu dirumitkan tetapi diperhatikan terutama pengotoran yang menyebabkan pirogen, maupun dalam air destillasi yang telah tersirnpan lama dalam bahan obat dan bahan penolong, tangki untuk pembuatan larutan paranteral (injeksi) atau tempat yang diperuntukkan untuk penyimpanan dan akhirnya timbul pada alat semprot, kanul (pipa) dan selang infus. Akibatnya timbul pengaturan yang ketat. Oleh karena itu hendaklah dijaga, bahwa suatu pembuatan injeksi atau larutan infus harus bebas pirogen dan harus pasti, bahwa apirogenitas untuk pemakaian dipersyaratkan. Hanya apabila dari sudut Farmasi dan Kedokteran, syarat apirogenitas tidak perlu ditambahkan maka pembuatan bebas pirogen dikesampingkan, tetapi bila pada penggunaan paranteral pada pasien menimbulkan hipertermi ( panas/menggigil) dan sensasi maka perlu dapat dihentikan dan diganti yang bebas pirogen.
f.     Menurut RPS
1)    Bebas bahan partikulat
Bahan partikel berbahaya jika mengandung partikel tidak larut karena dapat menghambat aliran kapiler (RPS,hal.1545). Walaupun bahan tarnbahan tidak lebih dari 50 partikel Iml yang sama atau lebih besar dari 10 mm dan tidak lebih dari 5 partikel/ml yang sarna atau lebih besar dari 25/ml dalam ukuran yang seimbang (RPS, hal.1570).
2)    Bebas pirogen

Walaupun sediaan telah steril, walaupun sediaan telah steril tetapi tetap harus bebas pirogen karena pirogen dapat timbul dari produksi pertumbuhan mikroorganisme yang telah mati yang tahan terhadap panas dan jika tidak didepirogenesasikan dapat menyebabkan reaksi demam pada manusia ( RPS,hal. 1550 )

Senin, 22 September 2014

Makalah Antidepresan

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kerancuan tentang apa yang disebut obat penenang membuat saya sedikit banyak mengulas tentang hal ini kali ini. Dalam kehidupan di masyarakat banyak ditemui kasus-kasus keluhan psikosomatik yang dasarnya adalah gangguan cemas dan gangguan depresi. Kedua jenis diagnosis ini yang paling banyak menimbulkan keluhan psikosomatik dengan kondisi gangguan panik sebagai teratas penyebabnya.
Pengobatan saat ini untuk gangguan cemas termasuk di dalamnya gangguan panik adalah dengan menggunakan Antidepresan golongan SSRI (Serotonin Selective Reuptake Inhibitor). Penggunaan obat cemas golongan benzodiazepin (yang sering disalahartikan sebagai obat penenang) hanyalah digunakan saat awal terapi (jika perlu) dan digunakan dalam jangka waktu yang singkat.




BAB II
PEMBAHASAN

Depresi adalah  suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Gejalanya tidak disebabkan oleh kondisi medis, efek samping obat, atau aktivitas kehidupan. Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan klinis yang signifikan atau perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya.
Obat depresi/ antidepresan / anti depresi adalah obat yang digunakan untuk membantu orang yang mengalami depresi. Banyak orang depresi membaik dengan pengobatan obat-obat depresi yang ada. Antideprasan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak lahir.
 Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah indikasi termasuk yang berikut ini :
1.    Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stress
2.    Meringankan insomnia
3.    Untuk mengurangi kejang / serangan dalam perawatan epilepsi.
4.    Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot.
5.    Untuk menurunkan tekanan darah dan atau denyut jantung.
6.    Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan.
Sebagian besar antidepressan dipercaya bekerja dengan memperlambat pembuangan suatu zat-zat kimia di dalam otak. Zat kimia ini disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dibutuhkan untuk fungsi normal otak. Antidepresan membantu orang depresi dengan memperbanyak zat kimia alami yang tersedia di dalam otak.

Gambar. Otak penderita depresi

Antidepresan umumnya diminum selama 4 hingga 6 bulan. Pada beberapa kasus, pasien dan dokternya memutuskan untuk menggunakan antidepresan lebih lama.
Indikasi klinis utama untuk penggunaan antidepresan adalah penyakit depresif mayor. Obat ini juga berguna dalam pengobatan gangguan panik, gangguan ansietas (cemas) lainnya dan enuresis pada anak-anak. Berbagai riset terdahulu menunjukkan bahwa obat ini berguna untuk mengatasi gangguan defisit perhatian pada anak-anak dan bulimia serta narkolepsi.
Anti deprasan seperti amitriptilin juga memiliki efek anti kejang. Golongan ini digunakan pada pasien yang depresi dan juga mengalami kecemasan, atau untuk penggunaan jangka lama dimana dikhawatirkan timbul ketergantungan bila menggunakan benzodiazepine. Inhibitor MAO seperti meclobemid sangat berguna pada pasien depresi dengan fobia. Selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti citaloram bisa digunakan untuk serangan panik.
Antidepresan digolongkan berdasarkan zat kimia di otak yang dipengaruhinya. Obat depresi terbagi dalam golongan sebagai berikut:
1.    Golongan penghambat pelepasan selektif Serotonin
Citalopram, Fluoxetine, Paroxetine, Sertraline, Fluvoxamine Golongan obat depresi ini lebih sedikit efek sampingnya dibanding yang lain. Efek samping dari obat ini adalah mulut kering, mual, kecemasan, insomnia, masalah seksual dan sakit kepala.
Selama dua minggu pertama pengobatan, anda mungkin bertambah sakit dan lebih cemas. Beberapa obat dapat menimbukan pencernaan buruk, tapi anda dapat menghentikannya dengan meminum obat sembari makan. Yang lebih serius dapat mempengaruhi fungsi seksual anda.
2.    Golongan Trisiklik
Amitriptyline, Imipramine, Nortriptyline, Clomitramine
Obat depresi golongan ini biasanya menyebabkan mulut kering, tremor ringan, detak jantung cepat, konstipasi, mengantuk, dan bertambah berat badan.
Khususnya pada penderita yang lebih tua, dapat menyebabkan kebingungan, menjadi lambat atau terhenti sewaktu berkemih, pingsan bila tekanan darah rendah, dan koma. Jika anda mempunyai masalah detak jantung, ada baiknya anda tidak minum semua golongan antidepresan.
Pada pria dapat mengalami kesulitan untuk dan mempertahankan ereksi, atau gagal ejakulasi. Golongan ini sangat berbahaya bila overdosis.
3.    Golongan penghambat pelepasan Serotonin dan Norepineprin
Venlafaxine, Duloxetine, efek samping mirip dengan golongan penghambat pelepasan selektif Serotonin, tetapi Venlafaxine tidak direkomendasikan pada penderita gangguan detak jantung, tekanan darah tinggi atau masalah pada kadar garam pada darah mereka.
Obat ini dapat membantu jika golongan lain tidak dapat membantu tetapi hanya boleh digunakan atas resep dokter kejiwaan yang berpengalaman saja.
4.    Golongan penghambat pelepasan Norepineprin dan Dopamin
Bupropion, belum tersedia di Indonesia
5.    Golongan kombinasi penghambat pelepasan dan reseptor blocker
Trazodone dan Nefazodone belum tersedia di Indonesia, tetapi Maprotiline dan Mirtazpine sudah tersedia.
6.    Golongan penghambat Monoamin oksidase Moclobemide
Golongan ini sudah jarang diresepkan sekarang ini. Golongan ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang berbahaya jika anda makan makanan yang mengandung Tyramine. Jika anda setuju untuk minum obat golongan obat ini dokter anda akan memberikan daftar makanan yang harus dihindari.
7.    Golongan Tetrasiklik
Amoxapine, Maprotiline
8.    Lainnya
Tianeptine, mempunyai struktur mirip trisiklik dan bekerja dengan meningkatkan pengambilan serotonin secara selektif.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Antideprasan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak lahir. Antidepressan bekerja dengan memperlambat pembuangan suatu zat-zat kimia (neurotransmitter) di dalam otak. Antidepresan digolongkan berdasarkan zat kimia di otak yang dipengaruhinya

Sabtu, 20 September 2014

UU yang Mengatur Dalam Mendirikan Toko Obat, Apotek, dan Pedagang Besar Farmasi

Ø  Acuan dalam mendirikan Tokoh obat, Apotik, PBF yaitu :

  1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
  2. Undang-undang Obat Keras ( St. 1937 No. 541 )
  3. Undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 67, Tambahan Lembaran Negara No. 378 )
  4. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara tahun 1997 No. 10, Tambahan Lembaran Negara No. 3671 )
  5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara RI Nomor 49 tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637)
  6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1980 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotik; (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1980 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3169)
  7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332 / Menkes / SK / X / 2002 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 922 / Menkes / Per / X / 1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotik.
  8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan ( Lembaran Negara Nomor 138 tahun 1998 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781 )
  9. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 922 / Menkes / Per / X / 1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian Izin Apotik.
  10. Peraturan Daerah di Kabupaten atau Kotamadya tentang retribusi pelayanan kesehatan yang mungkin ada di tiap daerah

Kamis, 18 September 2014

Obat-obat yang Tergolong Wajib Apotik

Obat-obat yang tergolong wajib apotik yaitu :
a.    Obat bebas
1.    Paracetamol
2.    Aspirin
3.    Promethazine
4.    Guafenesin
5.    Bromhexin HCL
6.    Chlorpheniramine maleate (CTM)
7.    Dextromethorphan
b.    Obat bebas terbatas
1.    Theophiline
2.    Allerin
3.    Pseudoefedrin HCL
4.    Tilomix
5.    Tremenza
6.    Bodrex extra
7.    Lactobion
c.    Obat keras
1.    Loratadine
2.    Pseudoefedrin
3.    Bromhexin HCL
4.    Alprazolam
5.    Clobazam
6.    Chlordiazepokside
7.    Amitriptyline
d.    Obat psikotropika
1.    Diazepam
2.    Phenobarbital
e.    Obat Narkotika
1.    Morfin

2.    Petidin