Senin, 09 Juni 2014

Tanaman Obat Herbal

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar didunia, Negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora dan fauna yang dimilikinya. Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman tanaman obat tradisional atau lebih sering dikenal dengan tanaman herbal. Tanaman obat tradisional atau lebih dikenal dengan tanaman herbal adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Pada masyarakat modern ini, masyarakat belum begitu tahu tentang manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari tanaman herbal untuk kesehatan, itu dikarenakan masyarakat lebih mengenal obat – obatan dari bahan kimia, baik karena anjuran dari resep dokter yang lebih sering memberikan resep untuk membeli obat – obatan kimia di apotek atau pun karena mudah didapatkan di toko atau warung terdekat, sehingga membuat masyarakat kurang mengetahui kelebihan tersendiri yang dimiliki tanaman herbal ketimbang obat - obatan kimia yang biasa mereka konsumsi, bahkan terkadang masyarakat saat membeli obat tidak begitu tahu kandungan obat yang diresepkan oleh dokter.
Obat obatan tradisional sangatlah berguna terutama bagi masyarakat kecil yang kurang mampu untuk membeli obat obatan modern. Namun banyak dari masyarakat yang meracik obat obatan tradisional tersebut hanya dari perkataan orang lain atau pengalaman sendiri. Inilah yang menyebabkan kurangnya pengaruh obat dalam menyembuhkan karena salahnya penggunaan dan dosis yang tepat.
Pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat tradisional masih sangat rendah. Contoh kecil akibat dari pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman obat tradisional yang masih sangat randah adalah seringnya masyarakat salah dalam menentukan bahan baku dalam pembuatan obat tradisional dan tidak tahu bagaimana cara mengolah bahan tersebut, sehingga yang didapat bukanlah manfaat melainkan efek samping yang berlebih.
Selain itu, kurangnya pengetahuan pengguna obat obatan tradisional dalam penentuan dosis bisa menjadi hal yang berbahaya. Bukannya manfaat yang didapat, melainkan efek samping yang berlebih, seperti halnya penggunaan tanaman dringo (Acorus calamus), yang biasa digunakan untuk mengobati stres. Tumbuhan ini memiliki kandungan senyawa bioaktif asaron. Senyawa ini punya struktur kimia mirip golongan amfetamin dan ekstasi.
Dalam dosis rendah, dringo memang dapat memberikan efek relaksasi pada otot dan menimbulkan efek sedatif (penenang) terhadap system saraf pusat. Namun, jika digunakan dalam dosis tinggi malah memberikan efek sebaliknya, yakni meningkatkan aktivitas mental (psikoaktif).

I.2 Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud tanaman obat tradisional ( herbal ) ?
  2. Apa saja jenis tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat tradisional serta apa nama  ilmiahnya ?
  3. Apa saja kandungan kimia yang terkandung dari suatu tanaman obat sehingga dapat menyembuhkan suatu penyakit ?
4.   Bagaimana cara pengolahan tanaman obat tradisional yang tepat?
5.    Apa saja bagian dari tanaman obat tradisional yang paling sering digunakan dalam pembuatan obat tradisional?
6.    Apa kelebihan kelebihan yang dimiliki tanaman obat tradisional (herbal) ketimbang obat obatan dari bahan kimia ?
I.3 Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian tanaman obat tradisional ( herbal ).
2.    Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat tradisional serta apa nama  ilmiahnya.
3.    Untuk mengetahui kandungan kimia yang terkandung dari suatu tanaman obat sehingga dapat menyembuhkan suatu penyakit.
4.    Untuk mengetahui cara pengolahan tanaman obat tradisional yang tepat.
5.    Untuk mengetahui bagian dari tanaman obat tradisional yang paling sering digunakan dalam pembuatan obat tradisional.
6.    Untuk mengetahui kelebihan kelebihan yang dimiliki tanaman obat tradisional (herbal) ketimbang obat obatan dari bahan kimia.

















BAB II
PEMBAHASAN
Ada masyarakat yang berpendapat kalau reaksi obat kimia lebih cepat dibanding obat dari tanaman herbal, padahal reaksi yang lama dalam pengobatan hal tersebut sangatlah wajar karena obat bukanlah cabai yang saat dimakan makan rasa pedasnya akan dirasakan saat itu juga sehingga ada beberapa orang yang bertanya adakah Pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan.
Adapun Kelebihan Obat Herbal dalam Penyembuhan Penyakit
1. Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman digunakan.
2. Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.
3. Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya.
Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek obat herbal yang bersifat menyeluruh (holistik). Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada penghilangan penyakit, tetapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh sebagai cara untuk melawan penyakit.
4. Mengandung Banyak Khasiat
Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan habbatussauda yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol.
Adapun Tunaman yang sering digunakan sebagai bahan obat herbal, antara lain sebagai berikut :
1.    Keji Beling
      
        a. Klasifikasi
            Kingdom        : Plantae
            Super Divisi : Spermatophyta
            Divisi              : Magnoliophyta
            Sub divisi      : Dicotyledonae
            Kelas              : Magnoliopsida
            Ordo               : Scrophulariales
            Famili                         : Acanthaceae
            Genus            : Strobilanthes
            Spesies          : Strobilanthes crispus BI.
 b. Kandungan   :
Tanaman ini mempunyai banyak kandungan mineral seperti kalium, kalsium, natrium, ferum, fosforus, asam silikat, tannin, glikosida, alkaloida, saponin, flavonoida, dan polilenoi dan terdapat juga vitamin C, B1 dan B2.
                 Kalium berfungsi melancarkan air seni serta menghancurkan batu dalam empedu, ginjal dan kandung kemih. Natrium berfungsi meningkatkan cairan ekstraseluler yang menyebabkan peningkatan volume darah. Kalsium berfungsi membantu proses pembekuan darah, juga sebagai katalisator berbagai proses biologi dalam tubuh dan mempertahankan fungsi membran sel. Sedangkan asam silikat berfungsi mengikat air, minyak, dan senyawa-senyawa non-polar lainnya.
                 Kalium pekat yang terkandung dalam keji beling bisa meluruhkan batu ginjal dan batu empedu. Unsur-unsur yang terkandung dalam daun keji beling yang bersifat diuretic dapat memperlancar sekresi gula dalam darah, menghancurkan gumpalan kholesterol dalam darah, membantu memperlancar proses pembuangan tinja yang keras sehingga bisa berfungsi sebagai pencahar. Disamping itu kandungan anti racun yang disinyalir terdapat dalam daun keji beling dapat menyembuhkan sakit akibat gigitan ular berbisa atau semut hitam.
c. Cara pengolahan :
1)    Batu ginjal :
Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali 2/3 gelas per hari. atau Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
2)    Kencing batu :
Daun Keji beling 1 gram; daun tembuyung 10 gram; Air 100 ml, Dibuat infus; diseduh; dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml; Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir
3)    Kencing kurang lancar :
Daun segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15 merit. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang hari.
4)    Sembelit: Ambil 1/2 genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
2.    Mahkota Dewa
a. Klasifikasi
     Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
     Super Divisi        : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
     Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
     Kelas                           : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
     Ordo                     : Myrtales
     Famili                   : Thymelaeaceae
     Genus                  : Phaleria
     Spesies                : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.
b. Morfologi
Perdu menahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih dan harum.
           Buah bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda warnanya hijau dan merah setalah masak. Daging buah berwarna putih, berserat dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.
c. Kandungan Kimia
Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkoloid, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid.
·      Alkaloid berfungsi sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racun-racun di dalam tubuh.
·      Saponin menjadi sumber anti-bakteri dan anti-virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah dan mengurangi penggumpalan darah.
·      Flavanoid melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner, mengandung anti-inflamasi (anti-radang), berfungsi sebagai anti-oksidan dan membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.
·      Polifenol berfungsi sebagai anti-histamin (anti-alergi)
d. Sifat dan khasiat
Bijinya beracun, buahnya berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Juga dipercaya dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan berbagai macam penyakit antara lain: tekanan darah tinggi, diabetes, kanker (zat damnacanthal: menghambat pertumbuhan sel kanker), asam urat, gangguan Lever, alergi, ginjal, jantung, berbagai macam penyakit kulit, mengatasi ketergantungan obat, rematik, Insomnia, meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza, revitalisasi atau perbaikan sel yang rusak, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, bahkan mahkota dewa ini untuk mengatasi penyakit degeneratif yakni penyakit yang timbul karena adanya penuaan organ.
e. Cara Pengolahan
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.  
Cara pengolahan buah mahkota dewa ini hingga layak dikonsumsi yakni daging buah diiris tipis, selanjutnya dikeringkan dengan cara dijemur. Irisan buah kering (5-7 iris) ini selanjutnya di diseduh dalam air panas, didinginkan selanjutnya diminum.
Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.
f.  Catatan
·    Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan.
·      Jika bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun keracunan kronis yang mungkin terjadi.
·      Bagian buah, terutama bijinya beracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak dimulut, sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan.
·      Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala kronis.
·      Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini.
·      Yang tak kalah penting, dalam menggunakan ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita.
3.    Binahong
     
a. Klasifikasi
Regnum             : Plantarum
Divisi                   : Magnoliophyta
Kelas                  : Magnoliopsida
Ordo                    : Caryophyllales
Famili                  : Basellaceae
Genus                : Anredera
     Spesies              : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
b. Morfologi
Binahong tumbuh merambat dan menjalar. Umumnya orang menanam di dalam pot dengan diberi penopang rambatan atau membiarkannya menjalar pada pagar atau pergola. Dalam kondisi lingkungan yang baik, binahong bisa tumbuh hingga 7 meter.
Binahong memiliki bentuk daun seperti jantung, permukaan daun licin halus, helaiannya tipis dan berwarna hijau. Daun tumbuh secara berselang seling, tunggal dan bertangkai pendek. Batang binahong berwarna merah dengan permukaan yang halus. Tumbuh membelit pada obyek rambatan. Pada batang tepat di ketiak daun yang tua, biasanya akan muncul umbi dengan bentuk yang tidak rata dan kasar. Umbi ini bisa menjadi tunas-tunas cabang baru. Bersifat rhizoma, sehingga bisa menjadi anakan baru apabila ditanam di tanah. Binahong berbunga putih tulang, tumbuh majemuk serupa tandan di pangkal tangkai daun dan berbau harum. Pada masing-masing ruas bunga terdapat biji yang bisa untuk perbanyakan secara generatif.
Seluruh bagian tanaman binahong bisa dimanfaatkan. Batang, daun dan umbinya memiliki kandungan senyawa aktif dan zat-zat antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pengkonsumsiannya pun sangat mudah karena bisa diolah sebagai bahan masakan atau minuman. Berikut adalah kandungan senyawa dalam tanaman binahong yang memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh.
c. Kandungan
Ø  Senyawa Aktif Flavonoid
               Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan hijau. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang dikenal sebagai salah satu substansi antioksidan yang sangat kuat dan memiliki bioaktifitas sebagai obat. Sebagai antioksidan, flavonoid mampu membantu mereduksi dan menstabilkan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel dan jaringan dalam tubuh manusia. Sehingga flavonoid dapat memberikan perlindungan terhadap serangan penyakit degenatif sel seperti kanker, tumor dan penyakit jantung.
               Selain itu, flavonoid juga memiliki sifat sebagai antibiotik alami, anti-inflamasi, anti-alergi dan antivirus. Flavonoid akan bekerja mengganggu pertumbuhan mikroorganisme bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Sifat anti-inflamasi flavonoid dapat menghambat aktivasi enzim, cairan, migrasi sel, dan perubahan jaringan yang dapat menyebabkan timbulnya radang. Dengan demikian flavonoid sangat efektif dalam pemulihan luka dan radang.
               Manfaat lain dari flavonoid adalah mampu bersinergi meningkatkan efektivitas vitamin C, sehingga meningkatkan sistem imun dalam tubuh. Flavonoid juga mampu menghambat pengendapan lemak pada dinding arteri yang dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah pada jantung dan otak. Penyumbatan aliran darah dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak yang akan berisiko terjadinya stroke. Aliran darah yang tidak lancar juga dapat mengakibatkan terganggunya kerja jantung, yang tentunya sangat berisiko pada timbulnya penyakit jantung. Selain itu flavonoid mampu menurunkan risiko pengapuran tulang rawan sendi (osteoarthritis) dan tulang keropos (osteoporosis).
Ø  Senyawa Aktif Saponin
Saponin adalah senyawa aktif metabolit sekunder dalam jenis glikosida. Saponin memiliki karakteristik mudah larut dalam air dan minyak. Fungsi saponin dalam tubuh adalah mengikat lemak kolesterol dalam saluran pencernaan. Uniknya, saponin tidak diserap oleh sistem pencernaan dan justru dikeluarkan. Lemak yang telah terikat oleh saponin pun akan ikut terbuang dari saluran cerna, sehingga dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.
Ø  Senyawa Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa aktif metabolit sekunder hidrokarbon isometrik. Senyawa terpenoid terdiri dari beberapa senyawa, antara lain berupa minyak atsiri yang merupakan komponen tumbuhan yang memiliki bau yang dapat disuling. Dalam senyawa terpenoid tanaman binahong juga tersusun triterpenoid berupa asam oleanolik. Asam oleanolik memiliki fungsi sebagai antioksidan yang bekerja mencegah masuknya racun ke dalam sel dan meningkatkan pertahanan sistem sel. Asam oleanolik pada terpenoid akan memulihkan sel-sel tubuh yang rusak serta meningkatkan vitalitas pada masa pemulihan penyakit. Senyawa terpenoid ini mampu membunuh bakteri pathogen yang dapat menyebabkan infeksi pada kerusakan sel.
Ø  Protein
Protein memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi kerja seluruh sel manusia. Protein berperan dalam memelihara struktur tubuh, keseimbangan metabolisme, sistem transportasi tubuh, sistem pergerakan tubuh, fungsi imun dan sistem regulasi tubuh. Protein membantu dalam proses pembentukan antibodi yang berfungsi melawan infeksi. Dalam molekul protein terdapat kandungan oksigen, kabon, nitrogen, hydrogen, dan sulfur, yang sangat dibutuhkan bagi koordinasi kerja sistem tubuh.
Ø  Asam Askorbat (Vitamin C)
Asam askorbat (vitamin C) merupakan antioksidan yang hebat. Vitamin C mampu meningkatkan sistem imun tubuh terhadap infeksi, memelihara membran mukosa dan memperkokoh serat kolagen yang berfungsi mempercepat proses penyembuhan. Hal ini dikarenakan asam askorbat merupakan pengaktif enzim prolil hidroksilase yang menunjang tahap hidroklisasi dalam pembentukan kolagen.
d. Khasiat dan Cara Konsumsi
Tanaman binahong bisa dipakai untuk obat luar atau obat dalam dengan mengkonsumsinya. Untuk pemakaian luar, batang dan daun dihaluskan kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit. Bahan ini bisa untuk menyembuhkan luka memar, luka terbuka, luka bakar, nyeri otot, pegal linu dan rheumatik. Juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi demam pada bayi dengan membalurkan bahan pada kening, punggung dan perutnya.
Sementara untuk penyembuhan dari dalam, bisa memanfaatkan umbi dan daunnya. Umbi dan daun tanaman binahong yang masih segar, biasanya khasiatnya lebih berasa. Umbi dan daun binahong diolah dengan merebusnya, kemudian air rebusan diminum. Selain itu, daun binahong bisa dijadikan bahan campuran masakan. Daun binahong sangat nikmat dengan rasa yang khas sebagai lalapan, sayur pecel, sayur bening atau omelet.
Mengkonsumsi binahong dipercaya dapat mengatasi penyakit maag, disentri, ambeien (wasir), typus, radang pada organ dalam, rheumatik, sariawan, diabetes, asam urat dll. Binahong juga diyakini dapat menambah vitalitas daya tahan tubuh, sehingga sangat baik digunakan untuk pemulihan dari sakit.
















BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari makalah dapat disimpulkan bahwa :
a.    Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
b.    Cara pengolahan obat tradisional masih sederhana, yaitu sengan cara ditumbuk dan direbus.
c.    Penggunaan tanaman obat tradisional harus mempunyai ketepatan waktu penggunaan. Artinya ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
d.    Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan penyakit dibanding penyembuhan menggunakan Obat – obatan kimia, namun pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit efek samping yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan akar penyakit, mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.
III.2 Saran
a.    Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup yang sehat.
b.    Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati – matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati – matian untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit.
c.    Bagi pemerintah diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang manfaat tanaman obat tradisional dan mampu mengembangkan usaha pembuatan obat obatan tradisional.












DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwar. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia, Pengobatan Tradisional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Isa. 2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tiens

Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Jakarta:Swadaya.

Kompas, BPOM Pekanbaru Tarik 9.708 Kotak Obat Tradisional dari Peredaran,

http://kompas.co.id/kompas- cetak/0305/11/Fokus/ 306422.htm - 42k , edisi 31 Mei 2003, diakses 29 Oktober 2013.



http://emprorerfaisal.blogspot.com/2012/03/karya-ilmiah-tentang-pengaruh- tanaman.html#ixzz1q2i1YLRB

http://www.depkes.go.id



Share this

0 Comment to "Tanaman Obat Herbal"

Posting Komentar

Komentar Anda Adalah Motivasi Untuk Saya