BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar didunia,
Negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora
dan fauna yang dimilikinya. Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia memiliki
banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman tanaman obat
tradisional atau lebih sering dikenal dengan tanaman herbal. Tanaman obat
tradisional atau lebih dikenal dengan tanaman herbal adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
Pada masyarakat modern ini, masyarakat belum begitu tahu
tentang manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari tanaman herbal untuk
kesehatan, itu dikarenakan masyarakat lebih mengenal obat – obatan dari bahan
kimia, baik karena anjuran dari resep dokter yang lebih sering memberikan resep
untuk membeli obat – obatan kimia di apotek atau pun karena mudah didapatkan di
toko atau warung terdekat, sehingga membuat masyarakat kurang mengetahui
kelebihan tersendiri yang dimiliki tanaman herbal ketimbang obat - obatan kimia
yang biasa mereka konsumsi, bahkan terkadang masyarakat saat membeli obat tidak
begitu tahu kandungan obat yang diresepkan oleh dokter.
Obat obatan tradisional sangatlah berguna terutama bagi
masyarakat kecil yang kurang mampu untuk membeli obat obatan modern. Namun
banyak dari masyarakat yang meracik obat obatan tradisional tersebut hanya dari
perkataan orang lain atau pengalaman sendiri. Inilah yang menyebabkan kurangnya
pengaruh obat dalam menyembuhkan karena salahnya penggunaan dan dosis yang
tepat.
Pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat
tradisional masih sangat rendah. Contoh kecil akibat dari pengetahuan tentang
pemanfaatan tanaman obat tradisional yang masih sangat randah adalah seringnya
masyarakat salah dalam menentukan bahan baku dalam pembuatan obat tradisional
dan tidak tahu bagaimana cara mengolah bahan tersebut, sehingga yang didapat
bukanlah manfaat melainkan efek samping yang berlebih.
Selain itu, kurangnya pengetahuan pengguna obat obatan
tradisional dalam penentuan dosis bisa menjadi hal yang berbahaya. Bukannya
manfaat yang didapat, melainkan efek samping yang berlebih, seperti halnya
penggunaan tanaman dringo (Acorus calamus), yang biasa digunakan untuk
mengobati stres. Tumbuhan ini memiliki kandungan senyawa bioaktif asaron.
Senyawa ini punya struktur kimia mirip golongan amfetamin dan ekstasi.
Dalam dosis rendah, dringo memang dapat memberikan efek
relaksasi pada otot dan menimbulkan efek sedatif (penenang) terhadap system
saraf pusat. Namun, jika digunakan dalam dosis tinggi malah memberikan efek
sebaliknya, yakni meningkatkan aktivitas mental (psikoaktif).
I.2 Rumusan
Masalah
- Apa yang dimaksud tanaman obat tradisional ( herbal ) ?
- Apa saja jenis tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat tradisional serta apa nama ilmiahnya ?
- Apa saja kandungan kimia yang terkandung dari suatu tanaman obat sehingga dapat menyembuhkan suatu penyakit ?
4. Bagaimana cara pengolahan tanaman obat
tradisional yang tepat?
5.
Apa saja bagian dari tanaman obat tradisional
yang paling sering digunakan dalam pembuatan obat tradisional?
6.
Apa kelebihan kelebihan yang dimiliki tanaman
obat tradisional (herbal) ketimbang obat obatan dari bahan kimia ?
I.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian tanaman obat
tradisional ( herbal ).
2.
Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang biasa
digunakan sebagai obat tradisional serta apa nama ilmiahnya.
3.
Untuk mengetahui kandungan kimia yang
terkandung dari suatu tanaman obat sehingga dapat menyembuhkan suatu penyakit.
4.
Untuk mengetahui cara pengolahan tanaman obat
tradisional yang tepat.
5.
Untuk mengetahui bagian dari tanaman obat
tradisional yang paling sering digunakan dalam pembuatan obat tradisional.
6.
Untuk mengetahui kelebihan kelebihan yang
dimiliki tanaman obat tradisional (herbal) ketimbang obat obatan dari bahan
kimia.
BAB
II
PEMBAHASAN
Ada masyarakat yang
berpendapat kalau reaksi obat kimia lebih cepat dibanding obat dari tanaman
herbal, padahal reaksi yang lama dalam pengobatan hal tersebut sangatlah wajar
karena obat bukanlah cabai yang saat dimakan makan rasa pedasnya akan dirasakan
saat itu juga sehingga ada beberapa orang yang bertanya adakah Pengaruh tanaman
herbal bagi kesehatan.
Adapun Kelebihan Obat Herbal
dalam Penyembuhan Penyakit
1. Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah
tersedia di alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan
tradisional, tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat
dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping
sehingga sangat aman digunakan.
2. Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun
sehingga tidak boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari
obat herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman
dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh
racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.
3. Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk
menyembuhkan gejala penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal.
Selain menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga
menghilangkan akar penyakitnya.
Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek obat herbal
yang bersifat menyeluruh (holistik). Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus
pada penghilangan penyakit, tetapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh
sebagai cara untuk melawan penyakit.
4. Mengandung Banyak Khasiat
Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan
sebutan habbatussauda yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes,
hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus
serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol.
Adapun
Tunaman yang sering digunakan sebagai bahan obat herbal, antara lain sebagai
berikut :
1.
Keji Beling
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Dicotyledonae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes crispus BI.
b. Kandungan :
Tanaman ini
mempunyai banyak kandungan mineral seperti kalium, kalsium, natrium, ferum,
fosforus, asam silikat, tannin, glikosida, alkaloida, saponin, flavonoida, dan
polilenoi dan terdapat juga vitamin C, B1 dan B2.
Kalium berfungsi melancarkan
air seni serta menghancurkan batu dalam empedu, ginjal dan kandung kemih.
Natrium berfungsi meningkatkan cairan ekstraseluler yang menyebabkan
peningkatan volume darah. Kalsium berfungsi membantu proses pembekuan darah,
juga sebagai katalisator berbagai proses biologi dalam tubuh dan mempertahankan
fungsi membran sel. Sedangkan asam silikat berfungsi mengikat air, minyak, dan
senyawa-senyawa non-polar lainnya.
Kalium pekat yang terkandung
dalam keji beling bisa meluruhkan batu ginjal dan batu empedu. Unsur-unsur yang
terkandung dalam daun keji beling yang bersifat diuretic dapat memperlancar
sekresi gula dalam darah, menghancurkan gumpalan kholesterol dalam darah,
membantu memperlancar proses pembuangan tinja yang keras sehingga bisa
berfungsi sebagai pencahar. Disamping itu kandungan anti racun yang disinyalir
terdapat dalam daun keji beling dapat menyembuhkan sakit akibat gigitan ular
berbisa atau semut hitam.
c. Cara
pengolahan :
1)
Batu ginjal :
Daun
keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci dulu
direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3
kali 2/3 gelas per hari. atau Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5
lembar tongkol jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih
sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum,
habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
2)
Kencing batu :
Daun
Keji beling 1 gram; daun tembuyung 10 gram; Air 100 ml, Dibuat infus; diseduh;
dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml; Apabila dipipis diminum 1 kali sehari
1/4 cangkir
3)
Kencing kurang lancar :
Daun
segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15
merit. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau
siang hari.
4)
Sembelit: Ambil 1/2 genggam daun keji beling
segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum.
2.
Mahkota Dewa
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super
Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas : Magnoliopsida
(berkeping dua / dikotil)
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.
b. Morfologi
Perdu menahun ini tumbuh
tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar, warnanya
cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daun tunggal, letaknya
berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan pangkal
runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnya hijau tua,
panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar
di batang atau ketiak daun, bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih dan
harum.
Buah
bentuknya bulat, diameter 3-5 cm, permukaan licin, beralur, ketika muda
warnanya hijau dan merah setalah masak. Daging buah berwarna putih, berserat
dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar tunggang dan berwarna
kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok dan bijinya.
c. Kandungan Kimia
Daun mahkota dewa mengandung
antihistamin, alkoloid, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung
alkaloid, saponin dan flavonoid.
·
Alkaloid berfungsi sebagai detoksifikasi yang
dapat menetralisir racun-racun di dalam tubuh.
·
Saponin menjadi sumber anti-bakteri dan
anti-virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi
kadar gula dalam darah dan mengurangi penggumpalan darah.
·
Flavanoid melancarkan peredaran darah ke
seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah,
mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding
pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner, mengandung
anti-inflamasi (anti-radang), berfungsi sebagai anti-oksidan dan membantu
mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.
·
Polifenol berfungsi sebagai anti-histamin
(anti-alergi)
d. Sifat dan khasiat
Bijinya beracun, buahnya
berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker. Juga dipercaya
dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan berbagai macam penyakit antara
lain: tekanan darah tinggi, diabetes, kanker (zat damnacanthal: menghambat
pertumbuhan sel kanker), asam urat, gangguan Lever, alergi, ginjal, jantung,
berbagai macam penyakit kulit, mengatasi ketergantungan obat, rematik,
Insomnia, meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza, revitalisasi
atau perbaikan sel yang rusak, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, bahkan
mahkota dewa ini untuk mengatasi penyakit degeneratif yakni penyakit yang
timbul karena adanya penuaan organ.
e. Cara Pengolahan
Bagian tanaman yang
digunakan sebagai obat adalah daun, daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit
buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah
digunakan setelah dikeringkan.
Cara pengolahan buah mahkota
dewa ini hingga layak dikonsumsi yakni daging buah diiris tipis, selanjutnya
dikeringkan dengan cara dijemur. Irisan buah kering (5-7 iris) ini selanjutnya
di diseduh dalam air panas, didinginkan selanjutnya diminum.
Belum diketahui dosis
efektif yang aman dan bermanfaat. Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa
irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan
sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat seperti
kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat
manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.
f. Catatan
·
Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas
manfaat dan keamanan.
·
Jika bermanfaat untuk penyembuhan penyakit,
tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya
keracunan akut maupun keracunan kronis yang mungkin terjadi.
·
Bagian buah, terutama bijinya beracun. Jika
buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak dimulut, sariawan, mabuk,
kejang, sampai pingsan.
·
Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam
waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala kronis.
·
Ibu hamil dilarang minum tanaman obat ini.
·
Yang tak kalah penting, dalam menggunakan
ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa
ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter
untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita.
3.
Binahong
a. Klasifikasi
Regnum :
Plantarum
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Caryophyllales
Famili :
Basellaceae
Genus :
Anredera
Spesies : Anredera cordifolia (Ten.) Steenis
b. Morfologi
Binahong tumbuh merambat dan
menjalar. Umumnya orang menanam di dalam pot dengan diberi penopang rambatan
atau membiarkannya menjalar pada pagar atau pergola. Dalam kondisi lingkungan
yang baik, binahong bisa tumbuh hingga 7 meter.
Binahong memiliki bentuk
daun seperti jantung, permukaan daun licin halus, helaiannya tipis dan berwarna
hijau. Daun tumbuh secara berselang seling, tunggal dan bertangkai pendek.
Batang binahong berwarna merah dengan permukaan yang halus. Tumbuh membelit
pada obyek rambatan. Pada batang tepat di ketiak daun yang tua, biasanya akan
muncul umbi dengan bentuk yang tidak rata dan kasar. Umbi ini bisa menjadi
tunas-tunas cabang baru. Bersifat rhizoma, sehingga bisa menjadi anakan baru
apabila ditanam di tanah. Binahong berbunga putih tulang, tumbuh majemuk serupa
tandan di pangkal tangkai daun dan berbau harum. Pada masing-masing ruas bunga
terdapat biji yang bisa untuk perbanyakan secara generatif.
Seluruh bagian tanaman
binahong bisa dimanfaatkan. Batang, daun dan umbinya memiliki kandungan senyawa
aktif dan zat-zat antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Pengkonsumsiannya pun sangat mudah karena bisa diolah sebagai bahan masakan
atau minuman. Berikut adalah kandungan senyawa dalam tanaman binahong yang
memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh.
c. Kandungan
Ø Senyawa
Aktif Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa
metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan hijau. Flavonoid termasuk
senyawa fenolik alam yang dikenal sebagai salah satu substansi antioksidan yang
sangat kuat dan memiliki bioaktifitas sebagai obat. Sebagai antioksidan,
flavonoid mampu membantu mereduksi dan menstabilkan radikal bebas yang dapat
merusak sel-sel dan jaringan dalam tubuh manusia. Sehingga flavonoid dapat
memberikan perlindungan terhadap serangan penyakit degenatif sel seperti
kanker, tumor dan penyakit jantung.
Selain itu, flavonoid juga
memiliki sifat sebagai antibiotik alami, anti-inflamasi, anti-alergi dan
antivirus. Flavonoid akan bekerja mengganggu pertumbuhan mikroorganisme bakteri
dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Sifat anti-inflamasi flavonoid dapat
menghambat aktivasi enzim, cairan, migrasi sel, dan perubahan jaringan yang
dapat menyebabkan timbulnya radang. Dengan demikian flavonoid sangat efektif
dalam pemulihan luka dan radang.
Manfaat lain dari flavonoid
adalah mampu bersinergi meningkatkan efektivitas vitamin C, sehingga
meningkatkan sistem imun dalam tubuh. Flavonoid juga mampu menghambat
pengendapan lemak pada dinding arteri yang dapat menyebabkan penyumbatan aliran
darah pada jantung dan otak. Penyumbatan aliran darah dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah otak yang akan berisiko terjadinya stroke. Aliran darah
yang tidak lancar juga dapat mengakibatkan terganggunya kerja jantung, yang
tentunya sangat berisiko pada timbulnya penyakit jantung. Selain itu flavonoid
mampu menurunkan risiko pengapuran tulang rawan sendi (osteoarthritis) dan
tulang keropos (osteoporosis).
Ø Senyawa
Aktif Saponin
Saponin adalah senyawa aktif
metabolit sekunder dalam jenis glikosida. Saponin memiliki karakteristik mudah
larut dalam air dan minyak. Fungsi saponin dalam tubuh adalah mengikat lemak
kolesterol dalam saluran pencernaan. Uniknya, saponin tidak diserap oleh sistem
pencernaan dan justru dikeluarkan. Lemak yang telah terikat oleh saponin pun
akan ikut terbuang dari saluran cerna, sehingga dapat mengurangi kadar
kolesterol dalam tubuh.
Ø Senyawa
Terpenoid
Senyawa terpenoid adalah senyawa aktif
metabolit sekunder hidrokarbon isometrik. Senyawa terpenoid terdiri dari
beberapa senyawa, antara lain berupa minyak atsiri yang merupakan komponen
tumbuhan yang memiliki bau yang dapat disuling. Dalam senyawa terpenoid tanaman
binahong juga tersusun triterpenoid berupa asam oleanolik. Asam oleanolik
memiliki fungsi sebagai antioksidan yang bekerja mencegah masuknya racun ke
dalam sel dan meningkatkan pertahanan sistem sel. Asam oleanolik pada terpenoid
akan memulihkan sel-sel tubuh yang rusak serta meningkatkan vitalitas pada masa
pemulihan penyakit. Senyawa terpenoid ini mampu membunuh bakteri pathogen yang
dapat menyebabkan infeksi pada kerusakan sel.
Ø Protein
Protein memegang peranan penting dalam
struktur dan fungsi kerja seluruh sel manusia. Protein berperan dalam memelihara
struktur tubuh, keseimbangan metabolisme, sistem transportasi tubuh, sistem
pergerakan tubuh, fungsi imun dan sistem regulasi tubuh. Protein membantu dalam
proses pembentukan antibodi yang berfungsi melawan infeksi. Dalam molekul
protein terdapat kandungan oksigen, kabon, nitrogen, hydrogen, dan sulfur, yang
sangat dibutuhkan bagi koordinasi kerja sistem tubuh.
Ø Asam
Askorbat (Vitamin C)
Asam askorbat (vitamin C)
merupakan antioksidan yang hebat. Vitamin C mampu meningkatkan sistem imun
tubuh terhadap infeksi, memelihara membran mukosa dan memperkokoh serat kolagen
yang berfungsi mempercepat proses penyembuhan. Hal ini dikarenakan asam
askorbat merupakan pengaktif enzim prolil hidroksilase yang menunjang tahap
hidroklisasi dalam pembentukan kolagen.
d. Khasiat dan Cara Konsumsi
Tanaman binahong bisa
dipakai untuk obat luar atau obat dalam dengan mengkonsumsinya. Untuk pemakaian
luar, batang dan daun dihaluskan kemudian ditempelkan pada bagian yang sakit.
Bahan ini bisa untuk menyembuhkan luka memar, luka terbuka, luka bakar, nyeri
otot, pegal linu dan rheumatik. Juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi demam
pada bayi dengan membalurkan bahan pada kening, punggung dan perutnya.
Sementara untuk penyembuhan
dari dalam, bisa memanfaatkan umbi dan daunnya. Umbi dan daun tanaman binahong
yang masih segar, biasanya khasiatnya lebih berasa. Umbi dan daun binahong
diolah dengan merebusnya, kemudian air rebusan diminum. Selain itu, daun
binahong bisa dijadikan bahan campuran masakan. Daun binahong sangat nikmat
dengan rasa yang khas sebagai lalapan, sayur pecel, sayur bening atau omelet.
Mengkonsumsi binahong
dipercaya dapat mengatasi penyakit maag, disentri, ambeien (wasir), typus,
radang pada organ dalam, rheumatik, sariawan, diabetes, asam urat dll. Binahong
juga diyakini dapat menambah vitalitas daya tahan tubuh, sehingga sangat baik
digunakan untuk pemulihan dari sakit.
BAB
III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari makalah dapat
disimpulkan bahwa :
a.
Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki
khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan
penyakit.
b.
Cara pengolahan obat tradisional masih
sederhana, yaitu sengan cara ditumbuk dan direbus.
c.
Penggunaan tanaman obat tradisional harus
mempunyai ketepatan waktu penggunaan. Artinya ketepatan waktu penggunaan obat
tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
d.
Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman
herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan penyakit dibanding penyembuhan
menggunakan Obat – obatan kimia, namun pengobatan secara tradisional
menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit
efek samping yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan
akar penyakit, mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.
III.2 Saran
a. Seharusnya
kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar
kita dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup
disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup yang sehat.
b. Saran
yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang
berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati
– matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati – matian
untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit.
c. Bagi
pemerintah diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk
lebih mengetahui tentang manfaat tanaman obat tradisional dan mampu
mengembangkan usaha pembuatan obat obatan tradisional.
DAFTAR
PUSTAKA
Agoes, Azwar. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia,
Pengobatan Tradisional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Isa. 2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tiens
Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya
3. Jakarta:Swadaya.
Kompas, BPOM Pekanbaru Tarik 9.708 Kotak Obat Tradisional
dari Peredaran,
http://kompas.co.id/kompas- cetak/0305/11/Fokus/
306422.htm - 42k , edisi 31 Mei 2003, diakses 29 Oktober 2013.
http://emprorerfaisal.blogspot.com/2012/03/karya-ilmiah-tentang-pengaruh-
tanaman.html#ixzz1q2i1YLRB
http://www.depkes.go.id
0 Comment to "Tanaman Obat Herbal"
Posting Komentar
Komentar Anda Adalah Motivasi Untuk Saya