KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah yang Maha Kuasa, karena berkat kasih
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Interaksi Obat
Jantung” dengan tepat waktu. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam
proses pengerjaannya.
Tak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada pembimbing yang telah membantu kami dalam
mengerjakan makalah ini sehingga dapat selesai pada waktu yang telah
ditentukan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini baik langsung maupun tidak langsung.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi setiap
orang yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan sosok penyakit yang
sangat menakutkan. Bahkan sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati
urutan pertama sebagai penyebab kematian.
Penyakit jantung sering dianggap sebagai penyakit
monopoli orang tua. Dulu memang penyakit-penyakit tersebut diderita oleh orang
tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah
satu faktor risiko terkena penyakit jantung. Namun sekarang ini ada kecenderungan
juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena
adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin
mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat
yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi
makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi,
kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga,
dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal
kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor-faktor penyebab penyakit
jantung dan stroke.
Interaksi obat terjadi jika suatu obat mengubah efek
obat lainnya. Kerja obat yang diubah dapat menjadi lebih atau kurang reaktif.
Reaksi perorangan sangat beragam. Faktor yang dapat mempengaruhi antar lain
sifat keturunan, fungsi hati dan ginjal, usia (yang paling peka adalah bayi dan
orang berusia di atas 50 tahun), ada tidaknya suatu penyakit, jumlah obat yang
digunakan, lama pengobatan, jarak waktu antara penggunaan dua obat, dan obat
mana yang digunakan mula-mula. Karena itu efek yang terjadi mungkin saja tak
berarti apa-apa bagi seseorang akan tetapi sangat membahayakan bagi orang lain.
Hal mendasar yang patut disadari adalah bahwa bahaya mungkin dapat terjadi.
Obat yang diminum mengalami empat proses dasar dalam
tubuh. Dari mulut, obat menuju lambung, lalu ke usus. Di sini obat diserap ke
dalam aliran darah dan disebarkan ke seluruh tubuh sehingga muncul efek. Obat
kemudian diuraikan atau dimetabolisis oleh hati. Akhirnya, bentuk obat yang
sudah diuraikan, diekskresikan dalam urin melalui ginjal. Pada interaksi obat,
suatu obat mengubah obat yang lain dalam satu atau lebih proses farmakologi.
Jenis interaksi ini disebut interaksi farmakokinetik. Jenis interaksi utama
lainnya adalah interaksi farmakologik. Pada jenis ini, efek suatu obat akan
menambah (sinergisme) efek obat lainnya atau mengurangi (antagonisme) efek obat
kedua tersebut.
I.2
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan
yang dangkat dalam penulisan makalah ini adalah :
a. Apakah
sebenarnya penyakit jantung itu ?
b. Apa
sajakah gejala-gejala umum penyakit Jantung ?
c. Bagaimanakah
cara mencegah penyakit jantung ?
d. Apa
sajakah penyebab penyakit jantung ?
e. Apa
sajakah yang termasuk dalam golongan obat jantung ?
f. Bagaimanakah
interaksi obat jantung ?
I.3
Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
- Untuk
mengetahui pengertian dari penyakit jantung itu.
- Untuk
mengetahui gejala-gejala umum penyakit Jantung.
- Untuk
mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit jantung.
- Untuk
mengetahui penyebab penyakit jantung.
- Untuk
mengetahui penggolongan obat jantung.
- Untuk
mengetahui interaksi obat jantung.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Pengertian Penyakit Jantung
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga,
rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi
berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung,
dari Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan
dalam sistem peredaran darah.
Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang
menyebabkan jantung sama sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi
mendadak, dan sering disebut gagal jantung. Penyebab gagal jantung bervariasi,
namun penyebab utamanya biasanya adalah terhambatnya suplai darah ke otot-otot
jantung, oleh karena pembuluh-pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke
otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras, entah oleh karena lemak dan
kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang
berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang banyak ditemui
dalam obat-obat seperti Decolgen, dan nikotin.
Belakangan ini juga sering ditemukan gagal jantung
mendadak ketika seseorang sedang beraktivitas, seperti yang menyerang beberapa
atlit-atlit sepak bola ternama di dunia di tengah lapangan sepak bola. Biasanya
hal itu disebabkan oleh pemaksaan aktivitas jantung yang melebihi ambang batas,
atau kurangnya pemanasan sebelum melakukan olah raga.
Gagal jantung adalah sindroma klinik yang kompleks
akibat kelainan structural dan fungsional jantung yang mengganggu kemampuan
ventrikel untuk diisi dengan darah atau untuk mengeluarkan darah.
Gagal jantung terjadi jika curah jantung tidak
mencukupi untuk memmenuhi kebutuhan tubuh akan O2. Kondisi ini sangat letal dan
dapat mengakibatkan motilitas 15-50 % pertahun, tergantung tingkat keparahan
penyakitnya. Keparahan meningkat sebanding dengan usia, dan resiko pada
laki-laki lebih tinggi dari pada wanita. Gagal jantung juga terjadi bila
jantung tidak dapat lagi memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh. Seperti setiap pompa mekanis, gagal jantung terjadi bila
jantung bekerja tidak terlalu keras untuk waktu yang lama. Dalam hal ini
jantung tidak dapat memompa darah beroksigen yang cukup untuk metabolik tubuh.
Strategi pengobatan farmakologik meliputi perbaikan kontraktilitas miokardial
atau penurunan kerja jantung.
II.2
Gejala Umum Penyakit Jantung
Pada dasarnya, gejala-gejala umum yang dialami orang
yang mengalami penyakit jantung disebabkan kurangnya jumlah darah yang memasok
oksigen ke jantung akibat fungsi jantung yang terganggu.
Adapun gejala-gejala tersebut antara lain:
- Angina
- Adalah rasa nyeri atau ditekan di bagian dada.
- Aritmia
- Adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kondisi berupa gangguan
irama jantung yang dapat menyebabkan palpitasi (denyut jantung yang
abnormal).
Angina dan aritmia disebabkan kurangnya pasokan darah
yang membawa oksigen ke otot jantung. Biasanya diikuti oleh gejala lain seperti
pusing, letih yang berkepanjangan, mual, berkeringat dingin, dan sesak nafas.
Gejala-gejala tersebut dapat menjadi peringatan awal
akan resiko serangan jantung. Sayangnya, mereka yang mengalami gejala-gejala
tersebut sering kali menganggapnya sebagai masuk angin biasa, inilah yang
sering membuat pertolongan pertama menjadi terlambat dan sangat merugikan.
Akibatnya, ketika serangan jantung (myocardial infarction) berlangsung,
otot-otot jantung akan mati sewaktu tidak mendapatkan darah. Dan tidak seperti
jaringan yang lain, otot jantung tidak dapat mengalami regenerasi.
Karena itu semakin lama serangannya dan tidak segera
ditangani, maka semakin banyak juga kerusakan permanen pada otot-otot jantung
dan bahkan jika terus dibiarkan dapat mengalami kematian.
Sewaktu gejala-gejala serangan jantung timbul,
sangatlah penting untuk langsung mencari bantuan medis karena resiko kematian
terbesar adalah dalam kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan.
Perawatan yang cepat dapat menyelamatkan otot
jantung dari kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung
yang terselamatkan, semakin efektif jantung akan kembali memompa setelah
serangan.
Mengingat bahaya penyakit jantung yang mengancam
kehidupan, mencegah atau mengurangi resiko penyakit jantung adalah cara yang
terbaik, selain dengan menjaga pola makan dan olah raga teratur, mengkonsumsi
suplemen herbal sangat membantu.
II.3
Pencegahan Penyakit Jantung
Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit jantung
dan stroke dimulai dengan memperbaiki gaya hidup dan mengendalikan faktor
risiko sehingga mengurangi peluang terkena penyakit tersebut. Untuk pencegahan
penyakit jantung & stroke hindari obesitas/kegemukan dan kolesterol tinggi.
Mulailah dengan mengkonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, padi-padian,
makanan berserat lainnya dan ikan. Kurangi daging, makanan kecil (cemilan), dan
makanan yang berkalori tinggi dan banyak mengandung lemak jenuh lainnya. Makanan
yang banyak mengandung kolesterol tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan
menyebabkan aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit jantung dan stroke.
Berhenti merokok merupakan target yang harus
dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan. Merokok menyebabkan
elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh
darah arteri, dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang memicu penyakit
jantung dan stroke. Perokok mempunyai peluang terkena stroke dan jantung
koroner sekitar dua kali lipat lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok.
Kurangi minum alkohol. Makin banyak konsumsi alkohol
maka kemungkinan stroke terutama jenis hemoragik makin tinggi. Alkohol dapat
menaikan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah dan menyebabkan
kejang arteri. Lakukan Olahraga/aktivitas fisik. Olahraga dapat membantu
mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan
darah yang merupakan faktor risiko lain terkena jantung dan stroke.
Kendalikan tekanan darah tinggi dan kadar gula
darah. Hipertensi merupakan faktor utama terkena stroke dan juga penyakit
jantung koroner. Diabetes juga meningkatkan risiko stroke 1,5-4 kali lipat,
terutama apabila gula darahnya tidak terkendali. Hindari penggunaan obat-obat terlarang
seperti heroin, kokain, amfetamin, karena obat-obatan narkoba tersebut dapat
meningkatkan risiko stroke 7 kali lipat dibanding dengan yang bukan pengguna
narkoba.
II.4
Penyebab Penyakit Jantung
Faktor yg menyebabkan terkena resiko penyakit jantung
sebagai mana dikemukakan di dalam Satu Kongres Kardiolog di Munich Jerman yaitu
:
- Merokok
- Tekanan
darah tinggi
- Penyakit
gula atau Diabetes
- Satu
skema pembagian lemak = waist to hip ratio
- Pola
Makan yang salah
- Kegiatan
fisik yang berlebihan
- Mengkonsumsi
Alkohol
- Banyaknya
lemak di dalam darah
- Faktor
psikososial
Namun ada empat faktor utama penyebab penyakit
jantung, yaitu :
- Merokok
terlalu berlebihan selama bertahun-tahun
- Kadar
lemak darah (kolesterol) yang tinggi
- Tekanan
darah tinggi
- Penyakit
kencing manis
II.5
Penggolongan Obat Jantung
Obat jantung dikelompokkan dalam 6 bagian, yaitu:
- Obat
Angina
Obat angina mengurangi nyeri angina
dengan cara memperbaiki pasokan darah dan oksigen ke jantung. Nama paten obat
angina (nama generik dalam kurung) adalah :
a. Cardilate
(eritritil tetranitrat)
b. Duotrate
(pentaeritritol tetranitrat)
c. Isordil
(isosorbida dinitrat)
d. Nitro-BID
(nitrogliserin)
e. Nitro-Dur
(nitrogliserin, transmukosal)
f. Persantine
(dipiridamol)
- Antiaritmika
Obat ini menormalkan kembali denyut
jantung yang tak teratur. Nama paten obat antiaritmika (nama generik dalam
kurung):
a. Quinidex
Extentabs (kinidin)
b. Procan
(prokainamida)
c. Norpace
(disopiramida)
- Obat
Jantung Pemblok Beta
Pemblok beta adalah obat jantung yang
banyak fungsinya. Di samping menghilangkan nyeri angina dan menormalkan kembali
denyut jantung, obat ini juga efektif menurunksn tekanan darah. Pemblok beta
juga digunakan untuk maksud lain seperti mencegah sakit kepala migrain. Nama
paten obat pemblok beta (nama generik dalam kurung):
a. Blocadren
(timolol)
b. Corgard
(nadolol)
c. Inderal
(propranolol)
d. Lopressor
(metoprolol)
e. Tenormin
(atenolol)
f. Visken
(pindolol)
- Obat
Jantung Pemblok Kalsium
Obat pemblok kalsium adalah perkembangan
terbaru obat jantung. Obat ini dapat mengurangi nyeri angina yang tak dapat ditanggulangi
dengan obat lain. Verapamil efektif terhadap jenis aritmia jantung tertentu.
Nama paten obat pemblok kalsium (nama generik dalam kurung):
a. Calan
(verapamil)
b. Cardizem
(diltiazem)
c. Isoptin
(verapamil)
d. Procardia
(nifedipin)
- Obat
Jantung Digitalis
Obat sejenis digitalis meningkatkan
kekuatan dan efisiensi jantung dan digunakan untuk mengobati layu jantung dan
menormalkan kembali denyut jantung yang tidak teratur. Nama paten obat jantung
digitalis (nama generik dalam kurung):
a. Crystodigin
(digitoksin)
b. Digifortis
(digitalis)
c. Lanoxin
(digoksin)
d. Purodigin
(digitoksin)
- Diuretika
Diuretika menghilangkan kelebihan cairan
tubuh dan sering digunakan untuk mengobati layu jantung. Nama paten obat
diuretika (nama generik dalam kurung):
a. Aldactone
(spironolakton)
b. Anhydron
(siklotiazida)
c. Aquatag
(benztiazida)
d. Aquatensin
(metiklotiazida)
e. Lasix
(furosemid)
f. Midamor
(amilorid)
g. Naqua
(triklormetiazida)
h. Zaroxolyn
(metolazon)
II.6
Interaksi Obat Jantung
- Interaksi
obat angina/antiaritmika
1. Obat
angina / antiaritmika - Pemblok beta
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun
terlalu rendah. Akibatnya : hipotensi postural dengan gejala : pusing, lemah,
pingsan, penurunan tekanan darah yang hebat dapat menyebabkan kejang atau syok.
Obat pemblok beta diberikan pada angina, untuk menormalkan kembali denyut
jantung dan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
2. Obat
angina/antiaritmika ± Diuretika
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun
terlalu rendah. Akibatnya : pusing, lemah, pingsan, penurunan tekanan darah
yang hebat dapat menyebabkan kejang atau syok. Diuretika menghilangkan
kelebihan cairan dari tubuh dan digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi
dan gagal jantung.
3. Obat
angina/antiaritmika ± Obat tekanan darah tinggi
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun
terlalu rendah. Akibatnya : pusing, lemah, pingsan, penurunan tekanan darah
yang hebat dapat menyebabkan kejang atau syok. Obat tekanan darah tinggi
digunakan untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi.
4. Obat
angina ± Alkohol (bir,minuman keras, anggur,dll)
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekan darah turun
terlalu rendah. Akibatnya : hipotensi postural dengan gejala yang menyertai :
pusing, lemah, pingsan, penurunan tekanan darah yang hebat dapat menyebabkan
kejang atau syok. Interaksi ini dapat diperkecil dengan mengurangi minum
alcohol.
5. Obat
angina ± Vasodilator
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun
terlalu rendah. akibatnya ; hipotensi postural dengan gejala yang menyertainya
: pusing, lemah, pingsan,penurunan tekanan darah yang hebat dapat menyebabkan
kejang atau syok. Vasodilator melebarkan pembuluh darah dan digunakan untuk
mengobati gangguan peredaran darah, misalnya arteriosklerosis (pengerasan
arteri).
6. Antiaritmika
± Antidepresan (jenis siklik)
Kombinasi ini dapat menimbulkan efek merugikan pada
jantung. Akibatnya : kemungkinan terjadi aritmia jantung. Antidepresan
digunakan untuk mengurangi depresi mental dan memperbaiki suasana hati. Catatan
: antidepresan trazadon (Desyrel) tidak berinteraksi.
7. Disopiramida
± Fenitoin
Efek disopiramida dapat berkurang. Akibatnya :
denyut jantung yang tak teratur tak dapat dikendalikan dengan baik. Fenitoin
digunakan untuk mengendalikan kejang pada kelainan seperti epilepsi.
8. Prokainamida
± Antasida
Efek prokainamida dapat meningkat. Akibatnya :
terlalu banyak prokainamida dapat menurunkan tekanan darah, menyumbat jantung
(mengurangi transmisi saraf yang dibutuhkan untuk denyut jantung yang teratur)
atau menyebabkan ketidakteraturan denyut jantung yang amat berbahaya yang
disebut fibrilasi ventricular.
9. Kinidin
± Antasida
Efek kinidin dapat meningkat. Akibatnya : terlalu
banyak kinidin dapat menurunkan tekanan darah, menyumbat jantung (megganggu
transmisi saraf yang dibutuhkan untuk denyut jantung yang teratur), atau
menyebabkan ketidakteraturan denyut jantung yang amat berbahaya yang disebut
fibrilasi ventricular.
10. Kinidin
± Antikoagulan
Efek antikoagulan dapat meningkat. Antikoagulan
digunakan untuk mengencerkan darah dan mencegah pembekuan. Akibatnya : risiko
perdarahan meningkat. Gejala yang dilaporkan antara lain memar atau perdarahan
pada bagian tubuh, tinja hitam pekat.
11. Kinidin
± Barbiturat
Efek kinidin dapat meningkat. Akibatnya : denyut
jantung yang tak teratur tak dapat dikendalikan dengan baik. Barbiturat
digunakan sebagai sedative atau pil tidur.
12. Kinidin
± Digoksin (Lanoxin)
Efek digoksin dapat meningkat. Digoksin digunakan
untuk mengobati laju jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang
tak teratur. Akibatnya : mungkin terjadi efek samping merugikan akibt terlalu
banyak digoksin. Gejala yang dilaporkan a.l. mual, gangguan penglihatan, sakit
kepala, tak bertenaga, tak ada nafsu makan, bingung, bradikardia atau
takikardia, aritmia jantung.
13. Kinidin
± Fenitoin
Efek kinidin dapat berkurang. Akibatnya : denyut
jantung yang tak teratur tak dapat dikendalikan dengan baik. Fenitoin digunakan
untuk mngendalikan kejang pada kelainan seperti pada epilepsi.
- Interaksi
obat jantung pemblok beta
1. Pemblok
beta ± Alcohol
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun
terlalu rendah. Akibatnya : hipotensi postural dengan gejala yang menyertainya
: pusing, lemah, pingsan; penurunan tekanan darah yang hebat dapat menyebabkan
kejang atau syok. Interaksi ini dapat diperkecil dengan mengurangi minum
alcohol.
2. Pemblok
beta ± Amfetamin
Efek pemblok beta dilawan. Akibatnya : kelainan yang
ditangani dengan pemblok beta tak dapat dikendalikan dengan baik. Kombinasi ini
dapat pula secara paradox menaikkan tekanan darah yang membahayakan dengan
gejala seperti demam, sakit kepala, gangguan penglihatan, Amfetamin digunakan
sebagai pil pelangsing (tidak dianjurkan), untuk mengatasi masalah perilaku
pada anak-anak, dan untuk narkolepsi.
3. Pemblok
beta ± Obat angina/antiaritmika
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun
terlalu rendah. Akibatnya : hipotensi postural dengan gejala yang menyertainya
: pusing, lemah, pingsan; penurunan tekanan darah yang hebat dapat menyebabkan
kejang atau syok.
4. Pemblok
beta ± Antasida
Efek pemblok beta dapat berkurang. Akibatnya :
kondisi yang ditangani tak dapat dikendalikan dengan baik.
5. Pemblok
beta ± Antidepresan (Janis IMAO)
Kombinasi ini dapat menyebabkan kenaikan tekanan
darah yang berarti. Gejala yang dilaporkan antara lain denyut jantung tak
teratur, demam, sakit kepala, gangguan penglihatan. Antidepresan IMAO yang
berguna untuk mengurangi depresi mental dan memperbaiki suasana hati tak banyak
digunakan lagi sejak dikembangkan antidepresan jenis siklik seperti Elavil dan
Sinequan.
6. Pemblok
beta ± Antidepresan (jenis siklik)
Efek pemblok beta dapat berkurang. Akibatnya :
kondisi jantung yang ditangani tak dapat dikendalikan dengan baik. Antidepresan
digunakan untuk mengurangi depresi mental dan memperbaiki suasana hati.
7. Pemblok
beta ± Antipsikotika
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun
terlalu rendah dan efek pemblok beta dapat meningkat. Gejala tekanan darah
rendah yang dilaporkan a.l. pusing, lemah, pingsan. Gejala yang dilaporkan
akkibat pemblok beta yang terlalu banyak : bradikardia, lelah, aritmia jantung,
napas berdengik seperti pada asma atau sulit bernapas. Antipsikotika adalah
trankulansia mayor yang digunakan untuk mengobati kelainan mental yang parah
seperti skizofrenia. Umumnya antipsikotika merupakan golongan fenotiazin.
8. Pemblok
beta ± Obat asma
Efek teofilin terhadap asma akan dilawan. Obat asma
digunakan untuk membuka jalan udara di paru-paru dan mempermudah pernapasan
pasien asma. Akibatnya : saluran bronkus tak dapat terbuka cukup lebar untuk
menanggulangi serangan asma.
9. Pemblok
beta ± Barbiturat
Efek pemblok beta dapat berkurang. Akibatnya :
kondisi yang ditangani oleh pemblok beta tak dapat dikendalikan dengan baik.
10. Pemblok beta ± Sediaan flu/batuk yang mengandung
pelega hidung
Efek pemblok beta mungkin dilawan. Akibatnya :
kondisi yang ditangani oleh pemblok beta tak dapat dikendalikan dengan baik.
Sediaan obat hidung yang mengandung pelega idung dapat diserap ke dalam aliran
darah dan dapat menyebabkan interaksi.
11. Pemblok beta ± Obat diabetes
Kombinasi ini dapat meningkatkan atau mengurangi
efek obat diabetes. Akibatnya : jika efek obat diabetes meningkat, kadar gula
dalam darah dapat turun terlalu rendah. gejala hipoglikemia yang dilaporkan,
yang akan lebih nyata pada kegiatan jasmani atau olahraga : berkeringat,
gelisah, pingsan, lelah, bingung, aritmia jantung, takhikardia, nanar, dan
gangguan penglihatan. Jika efek obat diabetes berkurang, kadar gula darah akan
tetap terlalu tinggi. Gejala hiperglikemia yang dilaporkan : haus yang amat
sangat, pengeluaran urin banyak, berat badan berkurang, lapar, letargi,
mengantuk dan nanar. Obat jantung pemblok beta digunakan untuk angina,
menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur, dan membantu menurunkan
tekanan darah.
12. Pemblok beta ± Pil pelangsing (obat bebas) yang
mengandung fenilpropanolamin
Efek pemblok beta mungkin dilawan. Akibatnya :
kondisi yang ditangani oleh pemblok beta tk dapat dikendalikan dengan baik.
Fenilpropanolamin adalah pelega hidung yang merupakan komponen utama dalam pil
pelangsing yang dijual bebas karena efek sampingnya yang dapat menekan nafsu
makan.
13. Pemblok beta ± Vasodilator
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun
terlalu rendah. Akibatnya : hipotensi postural dengan gejala yang menyertainya
: pusing, lemah, pingsan; penurunan tekanan darah yang hebat akan menyebabkan
kejang atau syok. Vasodilator melebarkan pembuluh darah dan digunakan untuk
mengobati kelainan yang disebabkan peredaran darah yang buruk, misalnya
arterioskerosis.
- Interaksi
Obat Digitalis
1. Kelompok
digitalis ± Amfetamin
Kombinasi ini dapat menimbulkan aritmia jantung.
Amfetamin digunakan sebagai pil pelangsing (tidak dianjurkan), untuk mengatasi
masalah perilaku pada anak-anak, dan untuk narkolepsi.
2. Kelompok
digitalis ± Obat asma (kelompok epinefrin)
Kombinasi ini dapat menimbulkan aritmia jantung.
Obat asma digunakan untuk membuka saluran udara paru-paru dan mempermudah
pernapasan penderita asma bronchial.
3. Kelompok
digitalis ± Sediaan flu/batuk yang mengandung pelega hidung
Kombinasi ini dapat menimbulkan aritmia jantung.
Sediaan pelega hidung dapat diserap ke dalam liran darah dan menyebabkan
interaksi.
4. Kelompok digitalis ± Pil pelangsing (tanpa resep)
yang mengandung fenilpropanolamin
Kombinasi ini dapat menimbulkan aritmia jantung.
Fenilpropanolamin adalah pelega hidung yang merupakan komponen utama dalam pil
pelangsing yang dijual bebas, karena efek sampingnya dapat menekan nafsu makan.
5. Kelompok
digitalis ± Diuretika
Kombinasi ini dapat merugikan jantung. Diuretika
menghilangkan kelebihan cairan tubuh dan digunakan pada laju jantung dan
tekanan darah tinggi. Umumnya diuretika mengurangi kadar kalium tubuh.
Kurangnya kalium menyebabkan jantung menjadi amat peka terhadap digitalis dan
resiko keracunan digitalis meningkat dengan gejala : mual, bingung, gangguan
penglihatan, sakit kepala, kurang tenaga, tak ada nafsu makan, bradikardia,
takhikardia, dan aritmia jantung.
6. Kelompok
digitalis ± Pencahar
Kombinasi ini dapat merugikan jantung. Pencahar
mengurangi kalium tubuh. Kurangnya kalium menyebabkan jantung sangat peka
terhadap digitalis dan risiko keracunan digitalis meningkat dengan gejala :
mual, bingung, gangguan penglihatan, sakit kepala, kurang tenaga, tak ada nafsu
makan, bradikardai, takhikardia, dan aritmia jantung.
7.
Digitoksin ± Barbiturat
Efek digitoksin dapat berkurang. Akibatnya : kondisi
jantung yang ditangani dengan digitoksin tak dapat dikendalikan dengan baik.
8. Digoksin
(Lanoxin) ± Antasida
Efek digoksin dapat berkurang. Akibatnya : kondisi
jantung yang ditangani dengan digitoksin tak dapat dikendalikan dengan baik.
9. Digoksin
(Lanoxin) ± Metildopa (Aldomet, Aldoril)
Kombinasi ini dapat merugikan jantung. Metildopa
digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Gejala yang dilaporkan a.l.
bradikardia, pusing, pingsan, bingung, dan pelupa.
10. Digoksin (Lanoxin) ± Antibiotika tetrasiklin
Efek digoksi dapat meningkat. Akibatnya : dapat
terjadi efek samping merugikan akibat terlalu banyak digoksin. Gejala yang
dilaporkan a.l. mual, bingung, gangguan penglihatan, sakit kepala, kurang
tenaga, tak ada nafsu makan , bradikardia, takhikardia, dan aritmia jantung.
11. Obat jantung pemblok kalsium ± Pemblok beta
Kombinasi ini dapat merugikan jantung. Jika kedua
obat ini diberikan bersama-sama, dokter harus memantau dengan teliti efek yang
terjadi pada pasien. Pemblok beta digunakan untuk mengobati kelainan jantung
dan untuk tekanan darah tinggi.
12. Pemblok kalsium ± Digoksin
Efek digoksi dapat meningkat. Akibatnya : dapat
terjadi efek samping merugikan akibat terlalu banyak digoksin. Gejala yang
dilaporkan a.l. : mual, bingung, gangguan penglihatan, sakit kepala, kurang
tenaga, tak ada nafsu makan, bradikardia, takhikardia, dan aritmia jantung.
- Tumbuhan
Obat Penyakit Jantung dan Interaksi Obatnya
Tanaman sudah digunakan oleh manusia selama ribuan
tahun untuk tujuan pengobatan. Dalam pendekatan ini dinyatakan bahwa, gangguan
pada salah satu organ tubuh akan menyebabkan ketidakseimbangan organ lain.
Kalau masalah keseimbangan tubuh tidak dapat diatasi, maka akan timbul gangguan
kesehatan. Pengobatan yang dilakukan oleh para pengobat bertujuan untuk
membantu penyembuhan alami dan pengembalian kesehatan penderita pada kondisi
berimbang, bukan hanya menghilangkan gejalanya.
Prinsip utama pengobatan dengan tanaman obat adalah
pentingnya menggunakan ekstrak total tanaman, bukan isolasi murni atau tiruan
zat tertentu yang berfungsi spesifik, apalagi bahan sintetis. Keragaman kimiawi
penyusun dalam tanaman dapat menghasilkan aktivitas yang luas di dalam tubuh.
Senyawa kimiawi tersebut akan bekerja bersama-sama sehingga dapat menghilangkan
efek samping yang mungkin timbul serta dapat memberikan kemampuan kerja
serentak. Dengan demikian, jumlah senyawa yang dibutuhkan relatif sedikit
disbanding pemakaina senyawa tunggal.
Sejumlah tanaman yang tersebar di alam mengandung
glikosida steroid dengan 23 atau 24 atom karbon yang dapat memberikan efek
memperkuat pada jantung yang sedang melemah.
Di dalam tanaman, glikosida jantung terdapat dalam
tumbuhan berbiji. Umumnya banyak ditemukan pada suku Apocynaceae dan
Asclepiadaceae, tetapi juga ditemukan di dalam beberapa tanaman Liliaceae,
Ranunculaceae, dan Euphorbiaceae. Suku Apocynaceae, seperti : Pulasari (Alyxia
stellata A) Suku Liliaceae, seperti : Bawang putih (Allium sativum L) dan
Bawang merah (Allium cepa L) Suku Ranunculaceae, seperti : jinten hitam
(Nigella sativum) Suku Euphorbiaceae, seperti : Meniran (Phyllantus niruri L).
Adapun Interaksi Obat Jantung dengan Tumbuhan yaitu
:
1) Pemberian
bersama alkaloid ergot potensial menyebabkan vasospasme koroner dan dapat
memperberat angina.
2) Lisinopril
jika dikombinasi dengan bawang putih (dapat meningkatkan efek antihipertensi).
3) Ginseng
(memperparah hipertensi).
4) Peningkatan
efek vasodilator dan efek samping termasuk hipotensi parah dan iskemia
miokardial dapat terjadi jika nifedipin digunakan bersama grapefruit.
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan
tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang
menyebabkan Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal
tersebut antara lain:
1) Otot
jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung yang
lemah membuat penderita tak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan, karena
pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian
dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak kebiru-biruan.
Penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan.
2) Adanya
celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya
pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih
di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur.
Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat melakukan aktivitas yang berat,
karena aktivitas yang berat hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh
penderita menjadi biru dan sesak nafas, walaupun tidak menyebabkan rasa sakit
di dada. Ada pula variasi dari penyakit ini, yakni penderitanya benar-benar
hanya memiliki satu buah serambi.
III.2
Saran
Tidak ada penanggulangan yang lebih baik untuk
mencegah penyakit dan serangan jantung, di samping gaya hidup sehat (seperti
sering bangun lebih pagi, tidak sering tidur terlalu larut malam, dan
menghindari rokok dan minuman beralkohol), pola makanan yang sehat
(memperbanyak makan makanan berserat dan bersayur, serta tidak terlalu banyak
makan makanan berlemak dan berkolesterol tinggi), dan olah raga yang teratur
dan tidak berlebihan, hal tersebut diatas merupakan saran yang baik untuk
dijalankan bagi tiap orang untuk menjaga kesehatan terutama Jantung.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2009. “Interaksi Obat Jantung”. (Online), (http://medicafarma.
blogspot.com/2009/07/interaksi-obat-jantung.html).
Gan, Sulistia.
1987. “FARMAKOLOGI DAN TERAPI EDISI V”. FKUI : Jakarta
Katzung,
Bertram G. 1998. “FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK EDISI VI-BOOK I”. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
Tjay,
Tan Hoan dan Kirana Raharja. 2002. Obat-Obat Penting. PT. Elex Media Komputindo
: Jakarta
0 Comment to "Interaksi Obat Jantung"
Posting Komentar
Komentar Anda Adalah Motivasi Untuk Saya