BAB
I
PENDAHULUAN
Indonesia
yang beriklim tropis menyebabkan tanahnya subur sehingga banyak jenis tumbuhan
yang dapat tumbuh. Diantara berbagai jenis tumbuhan tersebut beberapa
diantaranya memiliki khasiat sebagai obat, namun sebagian besar dari tumbuhan
obat itu tidak diketahui oleh manusia sehingga tidak pernah terawat dengan
baik. Hal tersebut menyebabkan manusia semakin tidak mengenal jenis-jenis
tumbuhan obat dan akhirnya tumbuhan tersebut berkesan sebagai tanaman liar yang
sering dianggap mengganggu keindahan atau kehidupan tumbuhan yang lainnya
(Paembonan, 2005).
Sudah
ratusan tahun yang lalu, manusia mengetahui adanya “quinta essentia” yang
terdapat dalam tumbuhan, hewan dan mineral. Disamping quinta yang bermanfaat
bagi manusia, juga terdapat banyak zat-zat lain yang hanya diperlukan bagi
kehidupan tumbuhan atau hewan sendiri. Manusia hanya memerlukan quinta
essential, maka mereka berusaha untuk memisahkan dari tumbuhan atau hewan
tersebut (Hargono, 1996).
Obat
tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,
berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan
setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut
penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan,
dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat,
baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak
digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek
samping, karena masih bias dicerna oleh tubuh (Anonim, 2011).
Minyak telon dan
minyak jenis lainnya,
termasuk dalam kategori
fito farmaka atau obat tradisional, penggunaanya lebih di tijukan sebagai
terapi tambahan terhadap terapi medis umumnya berupa obat-obatan (Anonim, 2012).
Tradisi
penggunaan minyak telon sudah sejak lama berlangsung di berbagai daerah di
indonesia. Minyak telon menjadi salah satu resep tradisonal nenek moyang kita yang
kita banggakan perlu di sertakan. Hingga saat ini tradisiperawatan bayi
menggunakan minyak telon murni berlangsung ini menunjukkan bahwa ramuan
tradisional indonesia ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan bayi.
Minyak telon biasanya digunakan pada dada, perut, punggung, leher serta telapak
kaki agar bayi merasakan manfaat dan kehagatanya (Anonim, 2012).
Umumnya,
kebiasaan mengosok minyak biasanya hanya dilakukan oleh para ibu indonesia.
Tradisi yang sudah turun-temurun ini ternyata tidak ditinggalkan oleh para ibu
di indonesia. Bayi perlu dibaluri minyak hangat karena serta pengaruh panas
bayi belum sempurna terutama pada akal kehidupan. Pada saat suhu dingin bayipun merasakan kedinginana dan menggigil.
Bila bayi kedinginan, kebutuhan kalorinya akan bertambah, energinya akan
berkurang karena digunakan untuk pertumbuhan bayipun diambil untuk menghagatkan
badanya. Pemberian minyak telon merupakan salah satu cara untuk mencegah bayi
dari kedinginan sehingga kalori yang digunakan lebih hangat.(Anonim, 2012).
Adapun maksud
percobaan adalah untuk mengetahui cara pembuatan minyak telon.
Tujuan
percobaan adalah untuk mengetahui cara pembuatan minyak telon dengan
menggunakan metode infudasi.
Prinsip
percobaan adalah berdasarkan percobaan yang dilakikan dengan mengunakan metode
infudasi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
TEORI
RINGKAS
Minyak telon dibuat
dari hasil penyulingan berbagai bahan tumbuhan, pembuatannya yang ditambahkan
dengan bahan pelarut berbagai tumbuhan yang menghasilkan ini mengeluarkan bau
khas, sehingga dalam meramu dapat dibedakan jenisnya.
Indonesia memang kaya
akan berbagai tumbuhan yang dapat mengetahui penyakit. Salah satunya adalah
berbagai jenis minyak yang akrab dimasyarakat. Misalnya minyak kayu putih,
minyak telon, minyak tawon, minyak gandapura, minyak cengkeh, minyak sereh,
minyak cendana, dan minyak kemiri.
1. Minyak
kayu putih
Minyak ini bermanfaat menyembuhkan
kembung, sakit perut dan menghangatkan tubuh.
2. Minyak Lawang
Minyak dari Ambon dan Papua ini dapat
menghangatkan tubuh, sekaligus baik bagi penderita rematik dan untuk minyak
pijat.
3. Minyak
Gandapura
Berkhasiat mengurangi pegal, keseleo,
dan meredakan gigitan serangga.
4. Minyak
Cengkeh
Sebagai penghangat tubuh dengan
meringankan sakit gigi, zat ergenol dalam cengkeh mampu membunuh bakteri dan
jamur penyebab penyakit.
5. Minyak
Telon
Bahan utamanya minyak kelapa, minyak
kayu putih, daun lada, bawang, dan kunyit. Ramuan semua bahan berguna untuk
mengobati memar, luka, meredakan gigitan serangga dan berguna mengobati memar.
6. Minyak
Cendana
Minyak ini bisa sebagai aromaterapi dan
menghangatkan kulit.
7. Minyak
kemiri
Mengandung vitamin B, E, Triamin dan
vitamin C serta zat tersebut bermanfaat menyuburkan rambut.
B.
Uraian Bahan
1.
Alpha Tokoferol (Depkes RI. 1979)
Nama Resmi : ALPHA TOCOPHEROL
Nama Lain : α – Tokoferol, Vitamin E
Rumus Molekul : C29H10O2
Berat Molekul : 430.12
Pemerian : Tidak berbau atau sedikit
berbau, tidak bening, atau cairan seperti minyak,
kurang jernih.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam
air, mudah larut dalam etanol mutlak, dalam aseton P dan Kloroform P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Antioksidan
2.
Aquadest (Depkes RI. 1979)
Nama Resmi :
AQUA
DESTILLATA
Nama Lain : Air
suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekekul : 18.02
Pemerian : Cairan tidak jernih, tidak
berbau, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. Oleum Cajupute
Nama Resmi : OLEUM CAJUPUTI
Nama Lain : Minyak kayu putih
Pemerian : Cairan tidak berwarna, kuning
atau hijau, bau khas aromatik,
rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol
(95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Anti iritasi
4. Oleum Cocos (Depkes RI. 1979)
Nama Resmi : OLEUM COCOS
Nama Lain : Minyak Kelapa
Pemerian : Cairan jernih, tidak
berwarna atau bening bau khas dan tidak tengik
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol
(95%) P pada suhu 60% sangat mudah larut dalam kloroform P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
5. Oleum Foeniculli (Depkes RI. 1979)
Nama Resmi : OLEUM FOENICULUM
Nama Lain : Minyak adas
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau
kuning pucatbau dan rasa pekat menyerupai buahnya
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian etanol
(95%) p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Karminativum
6. Propil Paraben (Depkes RI. 1979)
Nama Resmi : PROPYLEN PARABENUM
Nama Lain : Propil paraben, nipasol
Berat
Molekul : 180.21
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air
dan dalam 25 bagian etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunan : Zat tambahan
C.
Uraian Tanaman
1. Klasifikasi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L)
Kingdom : Plantae
Subkimdom : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos
nucifera L
2. Morfologi
Kelapa
adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam suku pinang-pinangan
(Aracaceae). Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan, mulai dari bunga,
batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnyapun dapat dimanfaatkan. Batang pohon
kelapa merupakan bahan tunggal, tapi terkadang dapat bercabang. Tinggi pohon
kelapa dapat mencapai lebih dari 30 cm. Daun kelapa tersusun secara majemuk,
menyirip sejajar tunggal, berwarna kekuningan jika masih muda dan berwarna
hijau tua jika sudah tua. Akar kelapa merupakan serabut, tebal dan berkayu yang
berkerumunan membentuk bonggol. Bunganya merupakan bunga majemuk dan buahnya
berukuran besar dengan diameter kira-kira 10-20 cm. Buah kelapa berwarna hijau,
kuning, dan ada yang berwarna orange.
3.
Kandungan Kimia
Unsur
nitrogen di dalamnya berupa protein yang tersusun dari asam amino, seperti
alanin, sistin, arginin, alin, dan serin. Sementara unsur karbon dapat di
jumpai dalam bentuk karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa,
sorbitol, inositol, dan lainya. Jika diteliti lebih jauh, air kelapa juga
mengandung beragam Vitamin
Diantaranya vitamin C yang dominan, asam
nikotinat, asam folat, asam pentotenat, biotin, serta riboflavin.
4.
Nama Daerah
Kalapa (Sunda),
kechambi, klendah, krambi (Jawa)
BAB
III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat
yang digunakan
a. Batang
pengaduk
b. Corong
gelas
c. Gelas
kimia
d. Gelas
ukur
e. Kompor
gas
f. Lap
halus
g. Lap
kasar
h. Panci
infus
i. Timbangan
j. Wadah
2. Bahan-bahan
yang digunakan
a. Alfa
tokoferol
b. Oleum
cajuputih
c. Oleum
cocos
d. Oleum
foeniculli
e. Propil
paraben
B. CARA KERJA
1. Pembuatan
Minyak Telon
a. Disiapkan
alat dan bahan
b. Diukur
49 ml minyak telon
c. Ditimbang
profil paraben 0,02 gram
d. Dipanaskan
minyak kelapa dan propil paraben paraben pada suhu 90-950 C selama
15 menit
e. Dipanaskan
pada panci yang berisi minyak kelapa dan propil paraben pada panci infudasi
f. Setelah
di infudasi ditambahkan oleum cajupute 45 ml, oleum foeniculli 5 ml dan alfa
tokoferol 3 tetes, lalu dihomogenkan
g. Dimasukkan
dalam wadah dan diberi etiket
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Minyak
telon merupakan minyak yang sering diberikan pada tubuh bayi dengan campuran
dari minyak kelapa, minyak kayu putih, minyak adas dalam kadar dan komposisi
yang berbeda-beda, tergantung produsen.
Bahan
tambahan yang digunakan adalah bahan pengawet propil paraben, antioksidan,
α-tokoferol, dibuat dengan metode infudasi pada suhu 90-98⁰C selama 15 menit.
Minyak telon dibuat
dengan bahan utama minyak kayu putih dan minyak kelapa. Minyak kayu putih
beraroma kuat dan menghasilkan efek hangat, dimana minyak kayu putih bermanfaat
sebagai obat gosok,mengobati rematik,
dan nyeri sendi.
Minyak kelapa dalam komposisi minyak telon,
bersifat lembut dan berguna sebagai pelembut / pelumas dari minyak kayu putih.
Minyak kelapa juga berguna untuk minyak kayu putih dalam mengatasi ruam-ruam
akibat pampers yang dipakai bayi. Minyak kelapa berfungsi sebagai antibakteri,
antijamur, dan juga sebagai penghangat untuk menghangatkan tubuh.
Minyak adas yang
digunakan pada pembuatan minyak telon sebagai pengaroma atau pengharum dan
memiliki fungsi lain untuk mengobati sakit perut dan sakit kepala.
Propil paraben yang
digunakan untuk pembuatan minyak telon berfungsi sebagai pengawet antimikroba
spektrum luas dalam berbagai produk kefarmasian agar sediaan farmasi yang telah
dibuat tidak mudah rusak dan terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Alfa tokoferol
ditambahkan dalam pembuatan minyak telon sebagai antioksidan dimana α-tokoferol
akan mencegah terjadinya oksidasi oleh udara sehingga sediaan tahan lama dan
tidak bau tengik.
Adapun
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam praktikum disebabkan oleh :
1. Alat
dan bahan yang digunakan tidak steril
2. Penimbangan
bahan yang kurang tepat
3. Kesalahan
dalam melakukan prosedur pengerjaan
BAB
V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa minyak telon di buat dengan bahan utama
minyak kayu putih, minyak adas dan minyak kelapa dan bahan tambahan α-tokoferol
dan propil paraben yang berkhasiat mencegah, dan mengobati perut kembung serta
memberikan rasa hangat terutama pada bayi.
Propil paraben digunakan
sebagai pengawet antimikroba sementara α-tokoferol digunakan sebagai
antioksidan. Minyak adas sebagai pengaroma, minyak kelapa sebagai antibiotic
dan minyak kayu putih sebagai antijamur .
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2012 “Manfaat Minyak Telon”, (online) http:// lenoegrup,
com/120712/manfaat-minyak-telon-minyak kayu putih
Depkes RI ,1979, “Farmakope Indonesia Edisi
III”, Badan POM : Jakarta
Hargono, dkk, 1996, “Sediaan
Galenik”, Penerbit CV. Indomedia : Makassar
Paembonan, Oktavina, 2005, “Uji
Efek Antibakteria Infus Daun Jarak Pagar (Jatropha
curcas L.) terhadap Streptococcus
mutans” Universitas Indonesia Timur : Makassar