PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dalam pengertian
sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses pertukaran gas di
paru-paru. Tetapi secara biologis, pengertian respirasi tidaklah demikian.
Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber
energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan
sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat.
Istilah pernapasan
(respirasi ) berarti pertukaran gas antara sel tubuh dan lingkungan. Sel tubuh
memerlukan energi untuk semua aktivitas metaboliknya. Sebagian besar energi
ini didapat dari reaksi yang hanya dapat terjadi jika ada oksigen. Produk sisa
reaksi ini adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan memungkinkan oksigen yang
ada di atmosfer masuk ke dalam tubuh dan memungkinkan ekskresi karbondioksida
dari tubuh. Pertukaran gas antara darah dan paru disebut respirasi eksternal.
Sedangkan pertukaran gas antara darah dan sel disebut respirasi internal. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi
oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar
tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan
keluar.
Sistem pernafasan tersusun
atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan udara
pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang
diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai
sisa metabolisme.
Sistem pernafasan terdiri
daripada lubang hidung, rongga hidung, faring, laring, trakea , peparu ,
tulang rusuk , otot interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .
Lubang hidung sampai bronchiolus disebut pars konduktoria karena fungsinya
sebagai saluran udara respirasi.
Contoh penyakit yang
menyerang sistem respirasi yaitu : asma, influenza, batuk, sinusitis, rinitis,
bronkitis, Pleuritis, laringitis, faringitis dll.
Sebagian
besar infeksi virus penyebab pilek seperti common cold dapat menyebabkan suatu
sumbatan pada hidung, yang akan hilang dalam beberapa hari. Namun jika terjadi
peradangan pada sinusnya dapat muncul gejala lainnya seperti
Infeksi sinus seperti yang kita ketahui kini lebih jarang
dibandingkan era pra-antibiotik.. Sinus atau sering pula disebut dengan sinus
paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari
tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang
tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Rasa sakit di
bagian dahi, pipi, hidung atau daerang diantara mata terkadang dibarengi dengan
demam, sakit kepala, sakit gigi atau bahan kepekaan indra penciuman kita
merupaan salah satu gejala sinusitis. Terkadang karena gejala yang kita rasakan
tidak spesifik, kita salah mengartikan gejala-gejala tersebut dengan penyakit
lain sehingga membuat penyakit sinusitis yang diderita berkembang tanpa
diobati.
B.
Rumusan
masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
1. Apa
pengertian sinusitis?
2. Apa
saja Penyebab sinusitis?
3. Bagaimana
gejala – gejala dan tanda seseorang terkena sinus?
4. Bagaimana
patofisiologi dari sinusitis?
5. Bagaimana
farmakoterapi sinusitis?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
sinusitis
Sinusitis akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu
sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit
yang terjadi di daerah sinus. Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus
yang disebabkan oleh kuman atau virus.
Sinus itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area wajah yang
terhubung dengan hidung.
Sinusitis
adalah peradangan pada mukosa sinus paranasalis. Sinusitis diberi nama sesuai
dengan sinus yang terkena. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis.
Bila mengenai semua sinus paranasalis disebut pansunusitis.
Sinusitis adalah suatu
peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri
maupun jamur.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris,
etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis). Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah
untuk menjaga kelembapan hidung dan menjaga pertukaran udara di daerah hidung.
Nama dagang: Amoksisilin memiliki beberapa nama dagang, antara lain: Amoxsan®
(kapsul 250 mg dan 500 mg, sirup kering 125 mg/5 ml dan 250 mg/5 ml, tetes pediatrik
100 mg/ml, serbuk injeksi 1 g/vial).
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris,
etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).
Sinusitis merupakan penyakit
peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit
sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan
tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu :
1. Sinus
Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing masing alis.
2. Sinus
Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di sampig hidung.
3. Sinus
Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung.
4. Sinus
Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata
Didalam rongga sinus
terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia.
Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam sinus
menuju kesaluran parnafasan. Gerakan cilia mendorong lender ini berguna untuk membersihkan
saluran nafas dari kotoran ataupun organism yang mungkin ada. Ketika lapisan
rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi
tempat tumbuhnya bakteri. Jadi sinusitis terjadi apabila terjadi peradangan
didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap dirongga
sinus dan menadi tempat tumbuhya bekteri.
B.
Penyebab
sinus
Sinusitis dapat disebabkan
oleh
1. Bakteri
Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenza, Streptococcus group A,
Staphylococcus aureus, Neisseria, Klebsiella, Basil gram -, Pseudomonas.
2. Virus
Rhinovirus, influenza virus, parainfluenza virus
3. Bakteri anaerob : fusobakteria
4. Jamur.
Sinusitas
sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Sinusitas
Akut : gejala dirasakan selama 2-8 minggu.
b. Sinusitas
Kronis : biasanya gejala dirasakan lebih dari 8 minggu.
Penyebab
sinusitis akut:
a) Infeksi
virus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi
virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).
b) Bakteri
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri
yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau
drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka
bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke
dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
c) Infeksi
jamur
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut.
Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan
sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu,
sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur. Peradangan
menahun pada saluran hidung. Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi
sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor. Penyakit
tertentu.Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem
kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
Penyebab
sinusitis kronis:
a. Asma
Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika). Gangguan
sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.
C. Tanda dan Gejala Penyakit
sinus
Gejala khas dari kelainan
pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi
hari. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan
dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang
timbul berdasarkan sinus yang terkena:
Ø
Sinusitis
maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit
kepala.
Ø
Sinusitis frontalis
menyebabkan sakit kepala di dahi.
Ø
Sinusitis etmoidalis
menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi.
Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung
di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
Ø
Sinusitis sfenoidalis
menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di
puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit
telinga dan sakit leher.
Gejala lainnya adalah:
·
tidak enak badan
·
demam
·
letih, lesu
·
batuk, yang
mungkin semakin memburuk pada malam hari
·
hidung meler atau hidung tersumbat.
Demam dan
menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput
lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah
berwarna kuning atau hijau. Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan Pada
penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem
kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat
fatal. Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi
pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Pada rongga hidung terdapat
jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga
terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap
jaringan yang mati tersebut.
Selain beberapa gejala
sinusitis di atas, secara umum gejala sinusitis lainnya yang timbul
adalah penderita merasa nyeri dan tertekan pada daerah wajah. Nyeri tumpul
berdenyut merupakan tanda utama penyakit sinusitis, hal ini terjadi akibat
tekanan yang ditimbulkan oleh jaringan yang meradang pada ujung-ujung saraf
dinding dalam sinus. Selain itu gejala sinusitis lainnya penderita
biasanya mengalami hidung tersumbat. Penyumbatan hidung ini dapat mengenai satu
atau juga kedua sisi hidung. Gejala sinusitis lainnya berkurangnya daya
penciuman penderita. Hal ini disebabkan oleh membengkaknya selaput pada hidung
sehingga dapat menghambat molekul bau yang anda hirup mencapai reseptor
penciuman sehingga daya penciuman anda menjadi berkurang.
Gejala
sinusitis lainnya
berkurangnya daya pengecap. Indra pengecapan yang normal bergantung pada
keutuhan sensasi penciuman. Sehingga terganggunya indra penciuman akan
menyebabkan berkurangnya fungsi indra pengecap. Selain itu penderita sinusitis
bisanya napasnya berbau hal ini disebabkan oleh Lendir kehijauan yang
terinfeksi mengandung bakteri dan bahan buangan yang mengeluarkan bau busuk. Gejala sinusitis lainnya mengalami Batuk. Hal ini disebabkan oleh ketika lendir
mengalir ke bagian belakang tenggorokan, mungkin akan menentuh pita
suara dan memicu respon batuk. Bagi penderita sinusitis dan agar penyakit
sinusitis ini tidak makan parah, anda dapat menghindarinya yaitu dengan cara
meningkatkan daya tahan tubuh atau imun tubuh, selain itu hindari juga alergen
seperti debu, asap rokok, polusi udara, makanan, minuman, dan obat yang dapat
menimbulkan alergi.
D. Patofisiologi sinusitis
Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium
sinus dan kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal
(KOM). Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat
yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara
pernafasan.
Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami
oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan
silia tidak dapat bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini
menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya
transudasi atau penghambatan drainase sinus. Efek awal yang ditimbulkan adalah
keluarnya cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis non bakterial yang
dapat sembuh tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk
dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi
bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut
bakterialis yang membutuhkan terapi antibiotik. Jika terapi inadekuat maka
keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan
semakin berkembang. Keadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu
hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista.
E. Faramakoterapi sinusitis
Pengobatan sinusitis
tergantung dari penyebabnya. Sinusitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri
tentu saja memerlukan terapi antibiotika. Bila dokter sudah memberikan terapi
antibiotika, habiskan sesuai anjuran. Jangan sekali-kali menghentikan sendiri penggunaan
antibiotika walaupun merasa sudah sehat. Minumlah sesuai dosis yang ditentukan
oleh dokter.
I. Terapi
non farmakologis
Untuk menghilangkan gejala
sinusitis lakukan terapi uap panas. Caranya: didihkan 4-6 gelas air, tempatkan
dalam mangkuk yang cukup besar, lalu tundukkan kepala (sambil diselubungi
handuk) di atas mangkuk tersebut sehingga uap panas dapat di hirup secara
maksimal. Terapi ini biasanya dilakukan selama 10-15 menit. Minum banyak
cairan, seperti air, jus buah dan teh untuk mengencerkan lendir dalam rongga
hidung. Banyak istirahat, terutama di tempat yang cukup lembab. Sedapat mungkin
hindari pemicu alergi.
II. Terapi
farmakologis
· Antibiotika
Antibiotika merupakan zat yang dihasilkan
oleh mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi
mikroba jenis lain. Antibiotika juga dapat dibuat secara sintesis. Penggunaan
antibiotika didasarkan pada dua pertimbangan utama yaitu:
o Penyebab
infeksi
Pemberian antibiotika yang paling ideal
adalah berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi dan uji kepekaan kuman
o Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu
diperhatikan dalam pemberian antibiotika antara lain fungsi ginjal, fungsi
hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi, daya tahan terhadap obat,
beratnya infeksi, usia, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui dan
lain-lain
OBAT PILIHAN
Namagenerik:Amoksisilin.
·
Terapi pendukung dengan pemberian analgesik dan
dekongestan
·
Penggunaan antihistamin dibenarkan pada sinusitis yang
disebabkan oleh alergi
·
Waspadai penggunaan antihistamin, karena antihistamin
dapat mengentalkan sekret
·
Pemakaian dekongestan topikal dapat membantu
pengeluaran sekret
·
Hindari penggunaan antitusif.
F. Cara Mencegah Sinusitis
Yang paling mudah, jangan sampai terkena infeksi
saluran nafas. Rajin-rajin cuci tangan karena tindakan sederhana ini terbukti
efektif dalam mengurangi risiko tertular penyakit saluran pernafasan. Selain
itu, sedapat mungkin menghindari kontak erat dengan mereka yang sedang terkena
batuk pilek.
Bila anda memakai AC, sering-seringlah membersihkan
penyaringnya agar debu, jamur dan berbagai substansi yang mungkin dapat
mencetuskan alergi dapat dikurangi (walau tak mungkin dihilangkan seluruhnya).
Demikian juga dengan karpet dan sofa.
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan cukup istirahat dan
konsumsi makanan dan minuman yang memiliki nilai nutrisi baik. Selain itu,
jangan lupa untuk minum air dalam jumlah yang cukup. Kegiatan minum ini
seringkali dilupakan orang padahal air yang sehat merupakan salah satu sumber
utama kesehatan tubuh kita.
Berolahraga yang teratur, khususnya setelah waktu
subuh di mana udara pagi saat itu masih jernih dan bersih. Perbanyak menghirup
udara bersih, dengan cara menghirup dan mengeluarkannya perlahan-lahan. Hal ini
sangat bermanfaat selain untuk menguatkan paru-paru juga untuk mengisi daerah
sinus dengan oksigen. Sehingga daerah-daerah sinus menjadi lebih bersih dan
kebal terhadap berbagai infeksi dan bakteri.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah segera kunjungi
dokter bila terdapat gejala-gejala yang mungkin merupakan gejala sinusitis.
Diagnosa dan pengobatan secara dini dan tepat akan mempercepat kesembuhan
penyakit yang diderita
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini
yaitu :
1. Sinusitis
adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi
virus, bakteri maupun jamur.
2. Sinusitis dapat disebabkan oleh Bakteri, virus, Bakteri anaerob, jamur.